Warta

Puasa Sebagai Bulan Pendidikan

Sabtu, 29 Agustus 2009 | 03:47 WIB

Brebes, NU Online
Proses pendidikan, tidak melulu dilakukan di jalur formal seperti sekolah atau lembaga kursus. Pendidikan yang paling utama justru di ‘kelas keluarga’. Pasalnya, proses pendidikan di dalam keluarga justru memiliki waktu jam pelajaran yang panjang dibanding yang terjadi di institusi pendidikan lainnya.

“Untuk itu, manajemen pendidikan di dalam keluarga harus dikelola secara apik,” ujar Ketua Pengurus Cabang Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (PC LDNU) Kota Tegal Mustahid saat menyampaikan tausiyah pada Tour Alunan Nada dan Dakwah di Lapangan Pulosaren, Desa Losari Lor, Kec. Losari Brebes, Kamis (27/8) malam lalu.<>

Apalagi, lanjutnya, puasa merupakan bulan pendidikan. Maka dalam proses pembelajarannya di rumah tangga seyogyanya dijalankan dengan penuh kesadaran dan kesabaran. Sang suami jangan cepat emosi pada istri. Istri pun, berupaya mampu membuat senang suami dan menasehatinya ketika melakukan kekeliruan. “Suami itu ibarat sopir, ketika sang sopir ugal-ugalan maka istri wajib menasehatinya demi keselamatan penumpang,” papar Kiai.

Yang bisa menasehati sopir, sambungnya, hanya penumpang yang ada didalam kendaraan tersebut. Tidak mungkin orang yang tidak menumpang atau dijalan ampu menasehati sopir. Paling banter polisi lalu lintas ketika sudah melanggar aturan. Itupun dapat dilakukan kalau Polantas mengetahui pelanggaran. “Jadi, peran Istri sangat dominant menyelamatkan keluarga,” ujar Mustahid yang dituturkan dengan gaya berkelakar.

Tidak keliru, kalau seorang Ibu dikeramatkan dalam proses pendidikan keluarga. Ketika Sang Suami telah membohongi Istri jangan harap keluarga bisa kokoh. Demikian juga dengan anak-anak, sudah sepantutnya untuk menghormati Ibu sebagai mahluk yang dikeramatkan. “Sembahlah Allah SWT dan berbaktilah pada orang tua, terutama Ibu,” tutur Kiai sembari menyitir Ayat A-Qur’an.

Sementara Ketua Panitia Alunan Nada dan Dakwah Momon Tarmono menjelaskan, pergelaran ini terselenggara atas kerja sama Panitia dengan Perusahaan Rokok Jarum Coklat Kudus dan Grup Kasidah Dangdut El Muna Pimpinan Kholiq Zain dari Semarang. “Dakwah bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti Walisongo dengan mengusung pertunjukan wayang,” ujar Momon.

Menurut Ketua Tim Leader Jarum Ranting Tegal Tasdik, kegiatan ini digelar secara roling di 5 tempat yakni empat event di Kabupaten Brebes yang meliputi Losari, Kluwut, Sitanggal, Ketanggungan. Sedang yang lainnya di Bumijawa Kabupaten Tegal.

Satu hal yang menarik dari pagelaran ini, meskipun Nada dan Dakwah ada alunan tembang-tembang dangdut, jipin, qosidah dan tembang pantura tidak terlihat seorangpun yang joget. “Losari Lor, memang tidak gila hiburan dan anti joget,” ujar Adi Masardi salah seorang warga.

Ribuan pengunjung yang tumpah ruah di lapangan Pulosaren Losari Brebes perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat tersebut, terlihat senang. Dan sesekali tertawa renyah ketika Kiai Mustahid melontarkan joke-joke segar dalam ceramahnya. Pentas Nada dan Dakwah dimulai bada taraweh sekitar pukul 21.00 WIB dan berakhir pukul 23.30 WIB. (was)


Terkait