Surabaya, NU Online
Saat ini, Indonesia mengalami kekurangan stok darah. Hal ini salah satunya karena akibat banyak terjadi bencana di berbagai daerah di Indonesia. PWNU Jawa Timur merespon kondisi tersebut dengan aksi menggelar donor darah.
Donor darah oleh PWNU Jawa Timur yang sempat tertunda yang semula direncanakan pada hari Rabu (28/9) ini, akhirnya terselenggara hari Selasa 4/10), di Kantor PWNU Jawa Timur.
<>Kegiatan ini sebagai rangkaian Halal Bihal PWNU Jatim, dan dilaksanakan mulai pukul 08.00 dan berakhir pukul 13.45. Para pendonor, terdiri dari para pengurus PWNU, Lembaga, Banom, para siswa-siswa, dan warga NU secara umum.
Sebelumnya, PWNU Jatim mengikstruksikan kepada PCNU se-Jatim untuk menggelar donor darah secara serentak di masing-masing cabang sejak sejak 28 September lalu, dengan target sekitar 300 orang pendonor di setiap cabang.
Dalam sambutannya, Ketua PWNU Jatim, KH Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah, SH, MM, menyatakan, bahwa kegiatan donor darah ini sebagai bentuk aksi kemanusiaan (hablum minannas). Pada saat kondisi bangsa Indonesia mengalami kekurangan stok darah tersebut, Kiai Mutawakkil menegaskan, NU Jatim siap menjadi garda terdepan.
Kiai Mutawakkil berharap, sumbangan darah dari warga NU ini dapat bermanfaat, terutama bagi yang membutuhkan.
“Kesadaran warga NU mendonorkan darahnya sebenarnya sangat tinggi, Namun, warga NU masih belum terbiasa,” tandas Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo ini.
Sementara itu, Ketua Umum PMI Pusat Jusuf Kalla yang menghadiri acara itu menjelaskan Setiap tahun dibutuhkan sekitar 4,8 juta kantong. “Ini stok angka aman persediaan darah,” kata Jusuf Kalla di hadapan kiai dan warga NU, di Lantai 3 Kantor PWNU Jatim
Mantan Wakil Presiden RI ini menilai, bahwa darah merupakan sumbangan yang paling berharga. Menurutnya, darah lebih ternilai harganya, sehingga kebutuhan akan darah tak bisa ditukar dengan uang jutaan rupiah.
“Darah ini sangat berharga, apalagi sampai sekarang tidak ada satu pun profesor yang bisa menciptkan darah. Lantas, dari mana lagi kalau kita butuh darah kalau bukan dari sesama,” tegas JK yang juga Mustasyar PBNU ini.
“Ini program kemanusiaan, selain dapat pahala, juga tidak merugikan orang lain,” imbuhnya.
Karena itu, JK menghimbau, agar darah warga nahdliyyin tidak terbuang secara sia-sia dengan melakukan bom bunuh diri. JK menyatakan, darah yang sangat berharga tersebut lebih baik disumbangkan kepada orang yang membutuhkannya.
“Dengan bom bunuh diri itu, berapa darah yang terbuang sia-sia. Daripada untuk bom bunuh diri, lebih baik darahnya kan disumbangkan," pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Jawa Timur H Saifullah Yusuf menyambut baik kegiatan donor darah yang dilaksanakan oleh PWNU ini.
Gus Ipul, demikian biasa disapa, berharap kegiatan semacam ini bisa dilakukan secara berkesinambungan oleh warga NU. Sebab, menurut Mantan Ketua Umum PP GP Ansor NU ini, kegiatan donor darah mamfaatnya sangat besar bagi masyarakat.
Saat ini, di Jawa Timur dibutuhkan sekitar dua ribu kantong darah. Sementara secara nasional, Palang Merah Indonesia (PMI) membutuhkan sebesar 15 ribu kantong.
Redaktur : Hamzah Sahal
Kontributor : Abdul Hady JM