Calon Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf, menyatakan siap nonaktif dari jabatannya sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Ansor. Menurutnya, ada atau tidak ada aturan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama terkait penonaktifan itu, hal tersebut tetap akan dilakukannya.
“Tidak ada masalah dengan nonaktif tersebut. Bagi saya, ada atau tidak ada, ketentuan itu dalam aturan main di PBNU, pada akhirnya, saya tetap akan melakukannya,” ujar Saifullah seperti ditulis gp-ansor.org di Jakarta, akhir pekan lalu.<>
Namun demikian, katanya, aturan nonaktif bagi pengurus NU yang terlibat politik praktis tersebut masih menimbulkan banyak tafsir. Ia mencontohkan soal waktu nonaktif yang tidak diatur secara tegas. ”Ada yang menafsirkan setelah deklarasi, tapi ada juga yang menafsirkan setelah mendaftar,” ujarnya.
Karena itu, kata mantan Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertingal itu, tergantung siapa yang menafsirkan. Namun, ia tidak menyatakan kapan dirinya akan nonaktif dari jabatannya sebagai Ketua Umum PP GP Ansor. “Kita lihat saja nanti,” ujarnya.
Sebelumnya, Saifullah bersilaturrahim ke KH Nawawi Abdul Jalil, Pengasuh Ponpes Sidogiri, Pasuruan. Di pesantren itu, Saifullah juga bertemu sejumlah ulama, di antaranya, KH A Subadar (Pengasuh Ponpes Roudlotul Ulum, Besuk) dan KH Idris Hamid (Pengasuh Ponpes Salafiyah, Kebonsari, Kota Pasuruan)
“Kedatangan saya ini hanya silaturrahmi biasa kepada ulama. Untuk persiapan pilgub masih belum. Persiapannya ya ini sowan ke para ulama mohon restu,” kata Saifullah.
KH Nawawi Abdul Jalil membenarkan bila Saifullah datang minta doa agar sukses saat pemilihan gubernur Juli nanti. “ Ia ke sini hanya minta didoakan saja. KH Subadar dan KH Idris Hamid juga hadir, sehingga kami doakan bersama-sama. Insya Allah pasangan ini bagus, karena gandengannya Pak Karwo yang memiliki banyak pengalaman di pemerintahan,” terangnya. (rif)