Sukoharjo, NU Online
Untuk menjawab kendala dan kemungkinan terjadinya kasus-kasus kekerasan berbasis agama dan intoleransi kehidupan beragama, perlu dibuka ruang-ruang dialog antar masyarakat. Dalam ruang-ruang dialog bisa memunculkan model-model penyelesaian konflik yang diharapkan bisa mempererat relasi sosial tanpa membedakan agama, suku, bangsa dan keyakinan dalam keberagaman. Dari sinilah diharapkan akan muncul nilai-nilai kearifan lokal dalam kerangka membangun keberagaman.
Pernyataan itu disampaikan H Nagib SutarnoKetua PC NU Kabupaten Sukoharjo, pada NU Online, Rabu tadi pagi(1/2), menanggapi masih maraknya kekerasan bernuansa agama.
<>
Menurut catatan NU Online, data konflik dan kekerasan di sekitar wilayah Solo Raya terkini diantaranya pertama; menjelang natal tahun 2011, tempat ziarah umat Khatolik, Goa Maria Sendang Pawitra Sinar Surya di Dukuh Sendang, Desa Sepanjang, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, porak poranda dirusak orang tak dikenal.
Akibatnya patung Bunda Maria setinggi 1,6 meter ditemukan tanpa kepala. Salib milenuim setinggi 1,5 meter raib, dua patung malaikat dalam kondisi rusak, dan patung keluarga kudus kecil juga hilang serta tempat air suci hancur. Kedua, dianggap sesat, Laskar tutup markas aliran Amanat Keagungan Ilahi (AKI), di Kampung Girimulyo, Gergunung, Klaten Utara, Jumat (14/10) malam.
Penutupan dilakukan saat AKI tengah menyelenggarakan ritual keagamaan, dirumah kontrakan milik Widodo, yang diikuti sebanyak 23 anggota dan dipimpin oleh Andreas Guntur (40), dan akhirnya Guntur dibawa ke markas kepolisian setempat.
Ketiga, kegiatan lomba bola voli dan fashion show yang di selenggarakan oleh Himpunan Waria Solo (HIWASO), di sweeping oleh anggota organisasi kemasyarakatan Islam, public biasa menyebut dengan istilah Laskar, di lapangan Desa Banaran, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Ahad (16/10).
Keempat, pada saat yang sama Laskar juga mensweeping kegiatan komunitas pank yang dianggap sedang pesta minuman keras, di Desa Telukan, Grogol, Sukoharjo.
Isu kelima diantaranya ; Pemkab Klaten, tengah menyiapkan regulasi daerah yang melarang misi penyebaran agama atau keyakinan dalam pemberian bantuan kepada korban bencana. Larangan tersebut tertuang dalam raperda tentang Penanggulangan bencana daerah.
Ketua Inisiator Raperda FX Setiawan, menyayangkan ulah sekelompok masyarakat yang menjadikan momentum bencana di Klaten sebagai ajang untuk memuluskan misi penyebaran agama atau kepercayaan. Kelompok masyarakat itu memberikan bantuan kepada korban bencana secara tebang pilih.
Fenomena penyebaran agama maupun keyakinan berkedok pemberian bantuan kepada korban bencana itu marak saat Gunung Merapi meletus tahun lalu. Akibat ulah kelompok tersebut pemberian bantuan kepada korban bencana alam tidak merata. Hal itu menimbulkan kecemburauan sosial dikalangan korban bencana alam.
Harlah NU
Sementara itu dalam rangka menyambut Harlah NU ke 86, ribuan warga nahdliyin hadiri pengajian akbar yang diselenggarakan PC NU Sukoharjo bekerjasama dengan Jamaah Muji Rosul (Jamuro) dan Majelis Al-Hidyah, di Masjid Agung Baiturrahman Sukoharjo, Selasa malam.
Ketua PC NU Sukoharjo, H Nagib Sutarno, berharap kepada jajaran pengurus, banom, laznah dan lembaga, serta warga NU terus bangkit, bekerja secara nyata, bersinergi dengan kelompok strategis, untuk menjamiyahkan jamaah.
Sedangkan Ketua PC NU Kabupaten Wonogiri, H Mubarok, dengan bertambahnya usia NU, akan semakin bertambah matang dan cerdas dalam membaca dan menyikapi kondisi bangsa yang carut marut ini. Tampil sebagai penceramah KH.Wafiudin dari Tasikmalaya, Jawa Barat.
Redaktur : Hamzah Sahal
Kontributor : Cecep Choirul Sholeh