Warta

Suasana Mengharukan di Masjid Nabawi

Jumat, 22 Oktober 2010 | 13:29 WIB

Madinah, NU Online
Selain untuk kepentingan ibadah mahdhoh kepada Allah SWT, Sholat Jum'at di Madinah adalah salah satu sarana komunikasi bagi warga. Terutama bagi para pendatang yang bekerja di Madinah dan sekitarnya. Para kuli bangunan asal Indonesia, para penjaga toko dan pekerja kasar lainnya asal Bangladesh dan para eksekutif muda asal Yaman, memanfaatkan momentum sholat Jum'at untuk saling bersilaturrahim.

Para imigran ini memanfaatkan waktu sholat Jum'at untuk sekaligus saling membuat janji ketemu dengan teman atau saudara. Menggunakan perangkat komunikasi berupa handphone, para pekerja yang datang dari berbagai kota di sekitar Madinah berusaha untuk saling bertemu dengan teman lama atau teman sekampung di Masjid Nabawi menjelang pelaksanaan Sholat Jum'at.
gt;
Salah seorang pekerja Indonesia yang saya temui mengatakan, dia bekerja di sebuah perusahaan kontraktor bangunan. "Pada hari Jum'at kami libur dan memilih untuk menyempatkan diri untuk sholat di Jum'at di Masjid Nabawi. Sekalian bertemu dengan teman-teman yang bekerja di tempat-tempat lain," tutur pria asal Kabupaten Rembang ini, Jumat (23/10).

Lebih lanjut, pria yang mengaku sudah tiga kali menunaikan ibadah haji ini menjelaskan kepada NU Online, sebagai pekerja bangunan dirinya memang tidak seberuntung teman-temannya yang lain yang menjadi pegawai kantoran, namun karena lokasi tempatnya relatif dekat dengan Masjid Nabawi, maka hal itu merupakan anugerah yang wajib disyukuri.

"Minimal dua minggu sekali kami Jum'atan dan berziarah ke makam Rasulullah SAW di Masjid Nabawi. Di sini, adalah lokasi yang paling mudah dan paling favorit bagi para pekerja Indonesia untuk saling bertemu," terang lelaki bernama Muhyiddin ini yang kemudian diiyakan oleh teman-temannya.

Di sekeliling kami, di halaman Masjid Nabawi pagi hari, menjelang pelaksanaann Sholat Jum'at, tampak orang-orang saling bertelephon, kemudian bertemu dan saling berpelukan. Suasana mengharukan pun terhambur dari mimik-mimik wajah yang berkaca-kaca.

Kepada saya, Muhyiddin menceritakan, memang tidak semua para pekerja asal Indonesia menjadikan Masjid Nabawi sebagai tempat favorit untuk saling bertemu dengan teman atau saudara. Mereka yang sejak dari tanah air memang jauh dari kenal agama, biasanya menjadikan mall-mall dan pusat-pusat perbelanjaan yang bertebaran di seantero kota Madinah sebagai tempat favorit. (min/Laporan langsung Syaifullah Amin dari Arab Saudi)


Terkait