Warta

Tak Perlu Pertanyakan yang Sudah Paten

Kamis, 1 Maret 2007 | 04:09 WIB

Jakarta, NU Online
Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Maghfur Usman meminta warga nahdliyyin untuk tidak mempersoalkan masalah-masalah keagamaan yang telah disepakati oleh para ulama. “Nggak usah ribut-ribut mengenai hal-hal yang mujma’ alaih,” katanya saat memberikan ceramah istighotsah rutin di halaman gedung PBNU, Jakarta, Rabu (28/2) tadi malam.

Dikatakan, organisasi Nahdlatul Ulama didirikan untuk melestarikan ajaran Islam yang berhaluan ahlussunnah wal jamaah agar tetap kokoh di hati setiap warga muslim Indonesia. Warga nahdliyyin tidak perlu meladeni kelompok Islam yang memunculkan kembali klaim bid’ah terkait beberapa amalan keagamaanya yang telah dijalani.<>

Pada sisi lain, munculnya kecenderungan kalangan muda NU yang “liberal” dengan mempersoalkan kembali hal-hal keagamaan yang sudah paten seperti otentisitas Al-Qur’an, kewajiban shalat dan zakat dinilai kontraproduktif.

“Hal-hal seperti itu jangan dipertanyakan lagi. Kalau begitu terus Islam akan blangkrak, kita tidak akan berbuat apa-apa. Padahal yang terpenting dalam Islam adalah beramal, bukan sekedar berfikir. Jika terus mempersoalkan hal-hal yang telah disepakati oleh para ulama kita tidak akan bisa mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil alamin,” kata Kiai Maghfur.

Bencana

Menyikapi berbagai bencana yang terus melanda negeri ini, Kiai Maghfur mengingatkan kembali pentingnya umat Islam perlu berintrospeksi dan mengubah perilaku.

“Ada kalanya bencana itu ujian untuk orang-orang mukmin apakah tetap mampu untuk bersabar. Ada kalanya itu peringatan untuk orang mukmin yang telah melakukan maksiat agar kembali ke jalan Allah. Ada kalanya itu adalah adzab atau siksaan untuk mereka yang lupa daratan dan telah memporak-porandakan lingkungan. Semoga bukan yang ketiga ini,” katanya. (nam)