Warta

Tanam Hutan Mangrove di Pangandaran

Selasa, 3 Oktober 2006 | 15:36 WIB

Jakarta, NU Online
Gerakan Pemuda (GP) Ansor siap bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dalam upaya pelestarian lingkungan. Kerja sama itu diwujudkan dalam bentuk penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) GP Ansor Saifullah Yusuf dengan Menteri Negara LH Rachmat Witoelar di Kantor PP GP Ansor, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Selasa (3/10)

Hadir dalam acara yang dirangkai dengan buka puasa bersama itu, petinggi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), antara lain, KH Masdar F. Mas’udi dan Mustafa Zuhad. Selain itu, tampak pula sejumlah anggota DPR-RI, Khoirul Saleh dan Abdullah Azwar Anas.

<>

Meneg LH Rachmat Witoelar dalam kesempatan itu berharap agar Ansor turut serta dalam usaha untuk menjaga serta melestarikan lingkungan hidup di Indonesia. Ia mengaku memerlukan kader militan untuk melakukan pendobrakan dalam pembangunan lingkungan hidup. Hal lain yang juga dibutuhkan, katanya, adalah daya topang dari masyarakat untuk membangun kesadaran memelihara lingkungan.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Rachmat juga mengakui, Ansor merupakan ormas yang paling gencar berteriak soal lingkungan hidup. “Apalagi dari sisi SDM, Ansor memiliki kader yang siap terjun di lapangan. Bahkan Ansor memiliki reputasi yang cukup bagus dalam menyikapi berbagai hal yang terkait dengan lingkungan,” terangnya.

Berkaitan dengan kerja sama itu, Gus Ipul—panggilan akrab Saifullah Yusuf—menjelaskan, hal kongkrit pertama yang akan dilakukan adalah upaya memerbaiki serta memelihara ekosistem di Pantai Pangandaran, Ciamis, Jawa Barat, yakni menanam kembali hutan mangrove. Menurutnya, hal itu penting dilakukan mengingat pasca-tsunami pertengahan Juli lalu, hutan mangrove di pantai tersebut rusak.

Gus Ipul menegaskan, program tersebut akan segera dilaksanakan. “Secepatnya. Diusahakan tahun ini sudah bisa jalan,” tandasnya.

Sementara itu, Masdar Farid Mas’udi mengatakan dengan adanya kerja sama tersebut, diharapkan warga nahdhliyin (sebutan untuk warga NU) memiliki kesadaran kuat, terutama kesadaran membangun lingkungan hidup. Menurutnya, dalam Al-Quran sangat jelas, dikatakan orang yang merusak lingkungan menjadi musuh Allah dan Nabi Muhammad.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

“Di dalam Al-Qur’an, orang yang merusak bumi atau lingkungan sama halnya dengan menantang perang kepada Allah dan rosulnya. Karena itu, ia (merusak bumi atau lingkungan, red) merupakan dosa besar,” terang Masdar, begitu panggilan akrab mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ini.

Di sisi lain, Masdar juga menyambut baik MoU tersebut. Menurutnya, kerja sama tersebut bisa menjadi pelopor di lingkungan nahdhliyin. “Kerjasama ini bisa menjadi contoh, bagi badan otonom lainnya,” katanya. (rif)