Bogor, NU Online
Para ulama se-dunia mendesak pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) agar segera keluar dari Irak. Demikian kesepakatan hasil Konferensi Internasional Pemimpin Islam untuk Rekonsiliasi Irak di Istana Bogor, Jawa Barat, yang berakhir pada Rabu (4/4) petang.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Dr KH Hasyim Muzadi, mengatakan, para ulama yang hadir dalam konferensi tersebut sepakat untuk pemulihan secara menyeluruh, hengkangnya pasukan AS dari Irak menjadi syarat utama, untuk kemudian digantikan dengan pasukan dari negara Islam tanpa ada kekosongan.
<>Agresi pasukan koalisi yang dipimpin AS selama empat tahun di Irak dipandang sebagai penyebab utama konflik berkepanjangan di negara tersebut, karena hancurnya sendi-sendi kehidupan masyarakat dan kebudayaan. "Yang hancur termasuk persatuan rakyat yang sebelumnya juga sudah berpotensi untuk pecah," katanya.
Namun, Hasyim mengingatkan, perpecahan dan kerusakan yang terjadi di kalangan Islam juga merupakan kesalahan umat Islam sendiri, selain proses pembusukan dari luar. "Oleh karenanya, harus ada penataan internal dalam kerangka ukhuwah islamiyah (persaudaraan umat Islam)," katanya.
Serangan atau pun gangguan dari luar, menurut Presiden World Conference on Religion for Peace itu, tidak mungkin bisa dihilangkan. Jadi yang harus ditempuh umat Islam adalah dengan mengangkat kaumnya sendiri.
Bagi kelompok Sunni dan Syiah, imbuhnya, tidak ada jalan lain selain menjalin persaudaraan sesama Muslim untuk menghindari separatisme. "Sunni dan Syiah tidak boleh saling menjatuhkan, karena pada dasarnya pertentangan antara keduanya tidak lepas dari upaya adu domba dari pihak luar serta kolonisasi agama," katanya.
Konferensi yang diselenggarakan selama dua hari pada 3-4 April tersebut dihadiri oleh 25 ulama dari sembilan negara dan ditutup oleh Wakil Presiden M Jusuf Kalla. (mkf)