Wakil Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) RI H As’ad Sa’id Ali menandaskan, pondok pesantren bukan sarang teroris. “Anggapan pesantren sebagai sarang Teroris itu, salah!” tegasnya saat memberikan sambutan peresmian Gedung MTs, MA dan SMK Pondok Pesantren As Syamsuriyah Desa Jagalempeni, Wanasari Brebes, Kamis (25/6)
Menurutnya pesantren tidak akan mencetak santrinya untuk menjadi penghianat bangsa. Pesantren adalah lembaga pendidikan khas milik NU, yang nyata-nyata mempertahankan Negara kesatuan republik Indonesia (NKRI).<>
Sepanjang sejarah, NU tidak pernah ‘melukai’ bangsa. Bahkan NU turut membidani kelahiran bangsa Indonesia. Dikatakannya, NU tidak menuntut formalitas negara Islam, namun cukup sebagai penganut Islam dalam bingkai NKRI.
Bila berbicara masalah publik, warga NU selalu berpedoman pada Pancasila. “Sedang berbicara masalah keagamaan, yang menjadi dasar adalah Islam. Pancasila itu bagian dari nilai-nilai yang terkandung dalam Islam,” tandasnya.
Penulis buku Negara Pancasila itu juga menyayangkan pihak-pihak yang menghembuskan wacana untuk melupakan Pancasila. Padahal, ciri khas bangsa Indonesia ada pada Pancasila. Menurutnya, Pancasila dibangun atas nilai-nilai luhur budaya bangsa yang adi luhung dan aqidah Islam. “Pancasila merupakan jatidiri kita, yang mengandung akhlak Islami,” tuturnya lagi.
Dalam kesempatan itu As'ad menilai umat Islam Indonesia saat ini masih tertinggal dalam hal ilmu teknologi. Untuk itu, perlu adanya pengembangan-pengembangan keilmuan dalam lembaga pendidikan. Tanpa kemapanan pendidikan terhadap generasi muda Islam, maka kemajuan agama akan semakin sulit.
Disamping itu, pengembangan ilmu juga akan berdampak kepada peningkatan kesejahteraan umat Islam itu sendiri. Maka pihaknya merasa bangga dengan pondok pesantren yang saat ini telah memasukan pendidikan formal.
As'Ad Said melanjutkan, teknologi juga perlu dikembangakan di pondok pesantren. Hal ini diharapkan dapat mendorong kemajuan bangsa.
"Saat ini banyak orang pintar, namun mereka tidak mengedepankan iman, sehingga apa yang dilakukan hanya akan merusak tatanan kehidupan. Selayaknya iman harus dijadikan imam dalam pengembangan ilmu, sehingga hal tersebut bisa mengurangi tingkat kerusakan dalam tatanan masyarakat baik berupa korupsi maupun lainnya," ungkapnya.
Sementara itu Pondok Pesantren As Syamsuriyah di bawah asuhan KH Asmuni Syamsuri saat ini memiliki tiga lembaga pendidikan formal yakni SMP, MA dan SMK dengan jumlah keseluruhan siswa sebanyak 680 siswa.
Ketua Panitia Akhmad Attaf Tahzani dalam acara peresmian itu menjelaskan, bangunan yang baru diresmikan wakil Kepala BIN dibangun dengan dana 900 juta. Peresmian dilakukan dengan cara memotong rangkaian melati dan menandatangani prasasti. (was)