Slawi, NU Online
Mufti Australia, Habib Salim bin Halwan memperingatkan, saat ini di Indonesia telah menjamur aliran-aliran baru dalam gerakan Islam yang mengusung aqidah anti Ahlussunah wal Jama’ah (Aswaja). Mereka bahkan sampai menganggap Indonesia sebagai negara kafir karena tidak memiliki khalifah. Lebih dari itu, mereka juga kerap memusuhi umat Islam yang berpegang teguh pada aqidah Aswaja, yang dianut oleh mayoritas Muslim Indonesia.
Hal itu disampaikan Habib Salim saat memberikan ceramah pada kegiatan Peringatan Maulid Nabi dan Istighotsah Kubro di Pondok Pesantren At-Tauhidiyah pimpinan KH. Ahmad Sa’id yang terletak di Desa Cikura Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal, Kamis malam (12/4), sebagaimana dilaporkan koran NU Tegal Forum Warga.
“Di antara mereka ada yang mengharamkan peringatan dan bacaan maulid, dan menentang bacaan Al-Qur&rsquo<>;an untuk orang yang sudah wafat, karena semua itu dianggap sebagai bid’ah sesat. Padahal, perayaan maulid Nabi Muhammad adalah bid’ah hasanah (baik-Red), dan memiliki dasar yang kuat dalam faham Ahlussunah wal Jama’ah,” ungkap Habib Salim.
Peringatan Maulid itu, lanjut dia, adalah salah satu tradisi dalam aqidah Ahlussunah wal Jama’ah di seluruh penjuru dunia, baik di Timur maupun di Barat, yang diperingati setiap tahun. “Para ulama memandang hal ini sebagai bid’ah yang baik, sebagaimana mushaf Al-Qur’an yang di masa Rasulullah juga tidak ada. Pada masa Rasul hingga sahabat, catatan nash Al-Qur’an bahkan belum ada titik dan harokatnya. Lalu apakah kita diharamkan membaca nash Al-Qur’an yang ada titik dan harokatnya?”
Mufti Australia itu sendiri mengaku sebagai murid dari Syekh Abdullah, seorang alim yang juga salah seorang pembawa kunci Ka’bah dan bermadzhab Asy’ariyah atau Ahlussunah wal Jama’ah, dan beraqidah sebagaimana Imam Khanafi, Maliki, Syafi’i dan Chambali. Juga penjaga tradisi faham yang dianut Syekh Abdul Qadir Jaelani dan Sultan Salahudin Al-Ayyubi.
“Kami di Australia mengelola Darul fatwa, sebuah majelis ulama yang membawahi yayasan-yayasan besar dan membawahi ulama-ulama yang datang dari berbagai negara. Kami sangat bersyukur dan turut mengucapkan selamat untuk Muslim Indonesia yang merayakan maulid Nabi Muhammad,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, hadir pula sebagai penceramah antara lain; Habib Ali bin Muhammad Al-Hadad dari Hadra Maut dan Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah KH. Mohammad Adnan. (fei/nam)