Jakarta, NU Online
Rais Syuriah PBNU Dr. KH Masyhuri Naim berpendapat bahwa ziarah dalam Islam merupakan sesuatu yang dianjurkan karena dari situ kita bisa belajar serta menghargai jasa-jasa dari orang-orang yang diziarahi.
“Sebelum Islam kokoh, memang ziarah dilarang, tapi Rasulullah dalam sebuah hadistnya mengungkapkan “Dulu aku melarang kalian berziarah kubur, tapi sekarang berziarahlah,” katanya dalam sebuah talkshow beberapa hari lalu menyambut gelar wisata ziarah yang diselenggarakan oleh PBNU bekerjasama dengan departemen kebudayaan dan pariwisata RI.
<>Memang diakui oleh dosen UIN Syarif Hidayatullah bahwa masih terdapat perilaku masyarakat yang meminta-minta di kuburan, namun bukan berarti hal tersebut menyebabkan harus dilarangnya ziarah.
“Segala sesuatu memang ada potensi negatifnya, ini yang harus kita benahi. Ibaratnya menangkap tikus tidak berarti harus membakar seluruh rumahnya kan,” tandasnya.
Untuk itu, dalam kerjasama tersebut, salah satu hal yang akan dilakukan adalah melakukan pelatihan-pelatihan bagi para guide tentang makna ziarah selain pengetahuan tentang sejarah dan lokasi tempat tersebut.
Wisata ziarah merupakan tradisi yang sudah dijalankan oleh warga NU sejak lama untuk menghormati leluhur dan para wali atau orang sholeh yang dianggap mendedikasikan hidupnya untuk Islam. Untuk wilayah Jawa, ziarah wali songo merupakan salah satu lokasi paling favorit yang dikunjungi oleh masyarakat.
Debudpar dengan matto barunnya “Kenali Negerimu Cintai Negerimu” berharap dengan melakukan perjalanan wisata ke berbagai daerah, masyarakat semakin faham dengan kondisi berbagai daerah sehingga semakin tumbuh rasa cinta kepada tanah air. (mkf)