Daerah

Awas! Penipuan Atas Nama Pesantren Tebuireng

Selasa, 17 Maret 2015 | 12:46 WIB

Jombang, NU Online
Sejak Jum’at (13/3) lalu, Pondok Pesantren Tebuireng dikejutkan dengan telpon dengan modus santri sakit dan memeras wali santri dengan dana yang tidak sedikit.<>

Pelaku menelepon walisantri mengabarkan bahwa putra/putri-nya sedang dalam keadaan darurat di rumah sakit, baik penyakit dalam maupun penyakit sebab kecelakaan. Seperti yang disampaikan Ustadz Amin Muthohar, Pembina Kamar KH. Saifudin Zuhri 203.

Dia mendapatkan sms dari walisantri yang mengaku telah mentransfer uang sebesar 1 juta rupiah kepada seseorang yang mengaku dari pihak pesantren, Senin (16/3) kemarin. Orang itu mengabarkan bahwa anak walisantri tersebut yang bernama Muhammad Aan, Santri SMP A. Wahid Hasyim, telah jatuh dari lantai 3 wisma dan membutuhkan dana untuk pengobatan darurat.

“Dia itu pakek nomor telepon tiga kali denga satu jenis operator tapi beda nomornya,” ungkap Ustadz Amin. Hal yang sama juga terjadi pada beberapa santri lain. Menurut penuturan dari Ustadzah Vevi Alfi, beberapa hari ini khususnya hari Jum’at lalu terjadi lima kali kejadian penipuan. Namun pihak pengurus Pesantren Tebuireng Putri tanggap untuk langsung memberikan informasi penipuan.

“Untung saja sejak kejadian pertama walisantri yang menjadi korban dan pihak pesantren terus saling memberi informasi, sehingga nggak ada yang kena,” ungkap Mahasiswi Ma’had Aly Tebuireng tersebut.

Selain itu penipuan yang sama juga melanda SMA Trensains Tebuireng 2 di Jombok Ngoro Jombang. Ustadz Rendika, Waka Bidang Kesiswaan SMA Trensains mengatakan bahwa santriwati berinisial H.N.A.K. juga menjadi korban dengan modus santri terpeleset di kamar mandi Hingga gagar otak lalu pelaku meminta uang biaya oprasi kepada walisantri sebesar 17 juta rupiah.

Selain santri SMP dan santriwati Pesantren Putri Tebuireng, dan SMA Trensains hal serupa juga melanda Robith al-Hannan, santri kelas 3 Mts Salafiyah Syafi’iyyah kamar Haji Kalla 201. Kerugian yang ia dan keluarga alami mencapai 20 juta. Modus yang digunakan pelaku adalah dengan mengabarkan bahwa Hannan kritis di rumah sakit sebab kecelakaan parah.

Ustadz Syamsul, Sekretaris Pondok Pesantren Tebuireng ketika dikonfirmasi via WhatsApp menerangkan bahwa kejadian ini memang sangat menggemparkan Tebuireng. Pasalnya kejadian ini tidak pernah terjadi sebelumnya.

“Kita masih menyelidiki belum ada kepastian. Karena ada beberapa kemungkinan.”, ungkap Ustadz Syamsul. Dia juga menegaskan bahwa pelaku tidak sendirian melainkan berkelompok, laki-laki dan perempuan. “Masyarakat khususnya walisantri harus berhati-hati, karena modus mereka akan membuat korban panik dan tanpa sadar mentransfer uang”, tambahnya. (Abror/Anam)


Ilustrasi: tebuireng.org