Daerah

Bhineka Tunggal Ika Wujud Islam Rahmatal lil 'Alamin

Rabu, 31 Mei 2017 | 07:51 WIB

Grobokan, NU Online
Agama Islam akan sempurna dan kuat dengan adanya perkumpulan (jamaah) yang menjalin persatuan antarsesama bangsa dan negara. Kita hidup di negara Indonesia yang mayoritas bergama Islam namun di dalamnya juga hidup berbagai agama lain. Walaupun begitu, kita harus saling menghargai antarumat beragama dan tetap menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan.

Hal itu disampaikan oleh Ustadz Ali Masykur dalam kajian kitab Ad Difa' 'anil Wathon di PP Al-Misykah yang didirikan oleh Kiai Asnawi Lathif Al Hafidz di Selo Tawangharjo Grobogan, Senin (29/5) malam.

Ustadz Ali Masykur menjelaskan, bahwa kita sebagai umat Islam yang hidup di negara yang banyak akan suku, budaya, ras, dan agama haruslah menjaga kebinekaan Indonesia agar tetap utuh. Umat Islam tidak perlu melakukan tindakan anarkisme seperti pengeboman-pengeboman dalam menegakkan agama Islam yang mengakibatkan sebuah pandangan bahwa Islam adalah agama yang radikal.
 
Sebagai umat Islam, lanjut Ustadz Ali, dalam menegakan nilai-nilai keislaman, hendaklah diwujudkan melalui rasa pesaudaraan, saling menghargai dan menjaga persatuan sehingga dalam kacamata dunia terlihat bahwa Indonesia adalah negara yang ber-Bhineka Tunggal Ika serta menjunjung ajaran Islam yang rahmatal lil 'alamiin bukan ajaran radikalisme.

 "Seperti hal nya Nabi Muhammad SAW pada awal membangun di Madinah. Nabi akhir zaman tersebut, Rasulullah mempersaudarakan kaum Ansor dan Muhajirin, dilanjutkan membuat kesepakatan antara kaum Yahudi dan Nashrani yang berada di Madinah. Kemudian membuat sistem pemerintahan dan undang–undang yang disepakati bersama dengan tetap menjaga kebinekaan," terang Ustadz Ali.

Di akhir kajian, ia berpesan bahwa perdamaian itu harganya sangat mahal. Karena itu, jangan sampai mudah terpancing dengan perbedaan–perbedaan yang ada, sehingga menimbulkan perpecahan. (A. Lubabul Arifin/Mukafi Niam)