Daerah

Bimbing Santri Masuk Perguruan Tinggi, Ansor Kencong Dirikan Santriversitas

Jumat, 19 Maret 2021 | 09:15 WIB

Bimbing Santri Masuk Perguruan Tinggi, Ansor Kencong Dirikan Santriversitas

Suasana seleksi Bimbel Santriversitas di kampus Inaifas Kencong, Jember Jawa Timur. (Foto: NU Online/Aryudi A Razaq)

Jember, NU Online
Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kencong, Kabupaten Jember Jawa Timur tidak hanya giat dalam urusan pengamanan dan pembinaan generasi muda. Banom NU ini juga menaruh perhatian besar terhadap masa depan pendidikan kader NU. Hal ini bisa dilihat dari upaya GP Ansor Kencong untuk mewujudkan bimbingan belajar bagi para kader muda NU dalam menggapai cita-citanya, yakni kuliah di perguruan tinggi bonafide.


Bimbingan belajar untuk masuk perguruan tinggi itu dikenal dengan nama Santriversitas. Santriversitas sendiri adalah sebuah program hasil kerjasama antara GP Ansor Kencong dengan Mata Air Foundation, yaitu sebuah lembaga tingkat nasional yang membidangi pendidikan.


Kerjasama tersebut sudah terjalin sejak tahun 2016 dan sudah cukup banyak alumni Santriversitas yang berhasil masuk ke perguruan tinggi negeri seperti Universitas Jember, Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Pendidikan Ganesa (Undiksa) Bali, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Merdeka Malang dan sejumlah universitas ternama tanah air.


Kamis (18/3) GP Ansor Kencong  melakukan seleksi terhadap 80 peserta Santriversitas di kampus Institut Agama Islam Al-Falah Assunniyah (Inaifas) Kencong, Jember. Dari jumlah itu nanti akan dikerucutkan menjadi 26 peserta.


“Peserta yang lulus seleksi akan mendapatkan bimbingan belajar dan kiat-kiat untuk masuk perguruan tinggi,” ucap Ketua PC GP Ansor Kencong, Agus Nur Yasin di sela-sela acara.


Menurut Agus, persaingan untuk masuk perguruan tinggi cukup ketat, apalagi di perguruan tinggi bonafide. Karena itu, lanjut Agus, pihaknya menyelenggarakan bimbingan belajar (bimbel) dengan harapan alumni Santriversitas nanti bisa diterima di perguruan tinggi ternama.


“Diterima di perguruan tinggi (negeri) ternama adalah idaman semua pelajar,” jelasnya.


Agus menyatakan yakin bahwa pelajar NU, atau katakanlah santri juga mempunyai potensi kecerdasan yang sama dengan pelajar umum. Bahkan pelajar NU mempunyai kelebihan di dibanding yang lain, yaitu pemahamannya di bidang agama. Namun diakuinya, masih butuh polesan untuk menembus perguruan tinggi bonafide.


“Semua, siapapun secara umum memang butuh. Itulah sebabnya kenapa banyak bimbel. Dan kita berharap santri tak perlu berkecil hati,” urainya.


Sementara itu, Direktur Akademik Mata Air Foundation, Eko Yudianto menegaskan bahwa peserta yang dinyatakan lulus akan diasramakan selama 20 hari. Selama itu, mereka dididik oleh tentor profesional mengenai banyak hal terkait kiat-kiat untuk masuk perguruan tinggi negeri.


“Kita memberi fasilitas semisal tutor yang kapabel, diasramakan. Selain itu kami juga akan berikan fasilitas lain seperti capability building dan outbond,” katanya saat memberi sambutan.


Pewarta:  Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin