Daerah

Filosofi Membatik Mengajarkan Sabar dan Ulet

Sabtu, 5 Oktober 2019 | 01:30 WIB

Filosofi Membatik Mengajarkan Sabar dan Ulet

Ayu Safitrie saat memeragakan pakaiannya di launching Galeri Batik Nusantara, Rabu (2/10) (Foto: NU Online/ Hairul Anam)

Pamekasan, NU Online

SMA Ma'arif 1 Pamekasan, Madura kini jadi perbincangan hangat di Kabupaten Pamekasan. Sekolah yang dinaungi Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif NU tersebut punya keunikan di banding sekolah lainnya. Keunikan tersebut tidak sebatas pada inovasi lingkungan sekolah yang menitiktekankan pada adiwiyata. Namun, juga mengarah terhadap pelestarian warisan bangsa, yakni batik. Bahkan sekolah tersebut mendirikan Galeri Batik NUsantara.

 

"Galeri Batik NUsantara ini membuat kami makin cantik. Tidak hanya cantik lahir, tapi tentu juga batin," ungkap Ayu Safitrie saat ditemui di area Galeri Batik NUsantara SMA Ma'arif 1 Pamekasan, Sabtu (5/10).

 

Gadis kelas XII IPS SMA Ma'arif 1 Pamekasan tersebut menjelaskan, pelestarian batik yang digenjot sekolahnya membuat para pelajar NU belajar banyak hal. Tidak hanya soal keindahan dan batik-membatik tapi juga soal kehidupan. Sebab membatik tenyata mengandung banyak filosofi yang bisa diterapkan dalam kehidupan.

 

"Utamanya berkenaan dengan kesabaran, keuletan, tantangan seni, dan spirit kompetitif. Itu yang kami maksudkan cantik secara batin," kata Ayu sembali tersenyum lebar.

 

Kesabaran dapat diperoleh kala menekuni dunia batik tulis. Sebab, pembuatan batik tulis, menurut Ayu, jauh lebih sulit ketimbang batik printing.

 

"Saat membatik, kita dituntut sabar. Di samping memakan waktu, juga kita mesti mengerahkan energi sembari fokus pada setiap titik kain yang kita batik," ungkap Ayu.

 

Dara manis itu menambahkan, pelajaran keuletan saat membatik tidak kalah pentingnya. Spirit etos kerja dapat tumbuh bersemi dalam diri pembatik. Tanpa keuletan, tidak bisa menghasilkan batik yang baik.

 

"Kalau sudah biasa membatik, bisa dipastikan kita akan ulet dalam berbagai hal. Ini bekal penting sebelum kita nantinya terjun ke dunia usaha yang sesungguhnya," terang Ayu.

 

Kata Ayu, tantangan seni menjadi salah satu ciri khas dalam membatik. Imajinasi dalam menggambar merupakan keasyikan tersendiri.

 

"Di awal-awal mungkin kita sedikit jenuh, utamanya bagi mereka yang belum terbiasa menggambar atau melukis. Tapi saat sudah membatik untuk kali ke sekian, kita akan merasakan kenikmatan yang memuncak," ungkap Ayu.

 

Spirit berkompetisi, tambahnya, tidak kalah pentingnya. Sebab, nantinya ini berujung pada persaingan positif dunia usaha.Tantangan yang sangat berat spirit bersaing secara positif.

 

“Tapi ketika kita sudah sabar, tekun, dan menjadikan batik bagian dari kehidupan penting dalam hidup ini, persaingan usaha akan menjadi hal biasa. Kita bisa menikmatinya sepenuh jiwa raga cinta kita pada bangsa," tukasnya.

 

Kontributor: Hairul Anam

Editor: Aryudi AR