Guru Besar UIN Jember: Slogan NKRI Harga Mati Harus Diwujudkan
Senin, 24 Januari 2022 | 16:00 WIB
Penajem Pasar Utara, NU Online
Wakil Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Jawa Timur, Prof M Noor Harisudin mengatakan NU telah lama memproklamirkan bahwa 'NKRI Harga Mati'. Namun, slogan tersebut tampak masih hanya sebatas slogan dan tidak ada yang menindaklanjutinya.
"Kita tidak mau jika ‘NKRI Harga Mati’ hanya sebatas slogan," kata Prof M Noor Harisudin dalam acara Pelantikan Pengurus 15 Ranting NU Se-Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajem Pasar Utara, Kalimantan Timur, Ahad (23/1/2022).
Menurut Prof Haris, pengurus NU wajib menindaklanjuti slogan 'NKRI Harga Mati' dengan aktif berperan di berbagai sektor kehidupan, terlebih bagi Nahdliyin di Kecamatan Sepaku yang bakal menjadi Ibu Kota Indonesia.
"Saya berharap agar masyarakat Kecamatan Sepaku, khususnya Nahdliyin untuk segera melakukan percepatan-percepatan. Hal tersebut penting dilakukan karena Kecamatan Sepaku menjadi tempat Ibu Kota Negara Indonesia," ujar Prof Harisudin.
Dengan dipilihnya Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajem Paser Utara sebagai Ibu Kota Negara, lanjut Prof Hairs, menjadi kesempatan tersendiri bagi Nahdliyin Sepaku untuk ikut berkontribusi dalam program pembangunan Nasional.
"Warga Nahdliyin nantinya bisa meminta kepada pemerintah agar 10 persen dari Aparatur Sipil Negara (ASN) berasal dari warga pribumi atau warga asli Sepaku," tutur Prof Harisudin yang juga Ketua PP Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara.
Prof Haris juga mengatakan warga Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajem Paser Utara patut bersyukur atas dipilihnya Kecamatan Sepaku sebagai Ibu Kota Negara Indonesia.
"Mungkin orang-orang tidak akan melirik di sini (Kecamatan Sepaku), tapi alhamdulillah berkat doa warga Sepaku dan masyarakat sekitar, wilayah ini terpilih menjadi Ibu Kota Negara Indonesia," ujar Prof Kiai Harisudin yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam Mangli Jember.
Pada kesempatan itu pula Prof Harisudin berpesan agar pengurus NU mempunyai bekal yang cukup. Salah satunya memahami pilar NU. "Pilar NU itu harus dipahami, yaitu fikrah nahdliyah, harakah nahdliyah, dan amaliyah nahdliyah. Pengurus NU harus memiliki tiga hal ini sebagai bekal pengetahuan dalam menjalankan organisasi NU," ujarnya yang juga Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember.
Sementara itu, tugas jamiiyah NU, lanjut Prof Haris. Juga tidak kalah penting untuk turut dipahami, khususnya bagi para pengurus ranting NU Se-Kecamatan Sepaku yang baru dilantik tersebut. "Sebagai jam'iyah, juga penting untuk memahami tugas jam'iyah NU, yaitu tugas diniyah, wathaniyah, dan ijtimaiyah," pungkasnya.
Hadir pada kesempatan itu di PCNU Penajem Paser Utara, MWCNU Kecamatan Sepaku, Penguris 15 Ranting NU Se-Kecamatan Sepaku, Muslimat NU, Fatayat NU, GP Ansor, Camat Sepaku, Polsek dan Danramil Sepaku
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua