Purworejo, NU Online
Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Purworejo, KHR Hakim Hamid berharap agar dikotomi kader struktural dengan kultural di tubuh NU tidak ada lagi. Pasalnya, dikotomi tersebut justru akan mengerdilkan NU.
Hal ini disampaikan beliau saat memberikan sambutan usai pelantikan lembaga dan Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) PCNU Purworejo yang digelar di Pesantren Nuril Anwar, Maron, Loano, Sabtu (29/2).
"Orang berjuang di NU itu ndak harus jadi pengurus. Jabatan baik Rais Syuriyah hingga ranting maupun lembaga sekadar formalitas untuk memudahkan koordinasi," kata Gus Hakim, panggilan akrab pengasuh Ponpes Nuril Anwar tersebut.
Dikatakannya, militansi harus dibangun kepada kader dengan terukur, jangan sampai menjadikan fanatisme berlebihan kemudian menjelek-jelekkan yang lain.
"Kita ini mau mengajak. Jangan menginjak. (Kalau dengan menginjak) Tidak akan ada yang mau. Dakwah tidak akan berhasil," imbuhnya.
Lebih lanjut dikatakannya, lembaga-lembaga yang ada di bawah PCNU ini nantinya akan menjadi ujung tombak dan memegang peranan penting gerakan NU di Purworejo. Tanpa adanya lembaga, NU tidak akan mampu bergerak dan eksis di tengah-tengah masyarakat.
“Alhamdulillah, hari ini ada 21 lembaga. Semoga semuanya dapat berjalan sesuai dengan rel organisasi untuk kemaslahatan umat," tandasnya.
Sementara itu, Ketua Tanfidziyah PCNU Purworejo KH Farid Sholihin dalam sambutannya berharap, agar seluruh pengurus lembaga dapat berkoordinasi dan konsolidasi untuk membangun sinergitas organisasi.
"Ada beberapa program yang dapat dilaksanakan dengan mengolaborasikan beberapa lembaga. Silakan itu direncanakan. Jika butuh anggaran, misalnya, silakan dikoordinasikan dengan PCNU," imbuhnya.
Acara yang dihadiri ratusan pengurus dari level cabang dan MWC NU ini juga meluncurkan Koin Muktamar, yang merupakan realisasi dari program kemandirian yang dicanangkan PBNU. Ke depan, Koin Muktamar ini akan diteruskan sampai di tataran akar rumput.
Kontributor: Ahmad Naufa
Editor: Kendi Setiawan_