Kedatangan Santri Bahrul Ulum Jombang Dilakukan secara Bergelombang
Ahad, 7 Juni 2020 | 10:00 WIB
Ketua Umum Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas Jombang, KH Wafiyul Ahdi. (Foto: Istimewa)
A. Syamsul Arifin
Kontributor
Jombang, NU Online
Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Kabupaten Jombang, Jawa Timur sudah menetapkan jadwal kembalinya santri ke pondok. Hal ini setelah sejumlah pemangku kebijakan pesantren menggelar rapat internal. Sebelumnya, Pesantren Bahrul Ulum meliburkan santrinya sejak tiga bulan lalu karena wabah Covid-19 kian meluas.
Ketua Umum Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Jombang, KH Wafiyul Ahdi mengemukakan, semua santri Bahrul Ulum wajib kembali ke pesantren secara bertahap sesuai jadwal yang sudah diatur. Ia mengaku keputusan ini sebetulnya sangat berat dilakukan. Namun, di sisi lain pembelajaran pesantren tidak boleh terus menerus vakum.
"Melalui pemikiran bersama dan penuh kehati-hatian, Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang akan memulai kembali kegiatan pesantren dengan menjadwal kedatangan santri secara bergelombang," katanya kepada NU Online, Ahad (7/6).
Ia menilai, bahwa model kedatangan santri secara bergelombang adalah langkah efektif pada masa pandemi Covid-19. Tentu, kata dia, juga dengan protokol yang ketat sebagaimana diatur dalam surat edaran resmi yang dikeluarkan pihak pesantren.
Tahapan pertama dimulai dari sejumlah pengurus di masing-masing pondok atau asrama. Mereka dipastikan harus kembali pada bulan ini. "Tanggal 12 Juni 2020 pengurus pondok wajib kembali atau datang ke pondok," ucap kiai muda ini.
Selanjutnya pada bulan Juli, dimulai tanggal 1 sampai 3, disusul para santri yang naik ke kelas 12 sekolah lanjut tingkat atas (SLTA) dan kelas 9 dan sekolah lanjut tingkat pertama (SLTP).
"Kemudian pada tanggal 1 sampai 3 Agustus 2020 kedatangan santri atau peserta didik kelas 10 SLTA dan kelas 7 SLTP atau santri baru," jelasnya.
Setelah itu, pada tanggal 1 sampai 3 September mendatang khusus untuk kedatangan santri yang naik ke kelas 11 SLTA dan kelas 8 SLTP.
Sementara berkaitan pembelajaran di pondok dan madrasah, semua santri wajib mematuhi protokol yang ditetapkan yayasan. Di antaranya membawa vitamin C, madu, nutrisi untuk ketahanan tubuh, dan membawa masker serta hand sanitizer.
Di samping itu, tiap-tiap santri harus membawa surat keterangan sehat dari hasil rapid test yang masih berlaku dari rumah sakit daerah masing-masing. "Apabila tidak membawa hasil keterangan sehat rapid test karena sulitnya mendapatkan pemeriksaan model tersebut, maka akan dilakukan di pondok dan dibiayai secara mandiri," ungkapnya.
Bagi santri yang sedang sakit sebelum keberangkatan ke pondok, sementara harus menunggu kondisi kesehatannya pulih.
Pria yang akrab disapa Gus Wafi ini menegaskan, semua santri yang hendak kembali dilarang menggunakan kendaraan umum. Hal ini untuk menghindari kekhawatiran penularan virus Corona.
"Harus diantar oleh wali santri maksimal dua orang dengan memakai kendaraan pribadi/khusus. Atau bisa dilakukan sesuai jadwal rombongan sebagaimana jadwal yang sudah ditetapkan yayasan," pungkasnya.
Pewarta: Syamsul Arifin
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua