Garut, NU Online
Pakar digital Shafiq Pontoh berpendapat, justru kalangan kelas menengah ke atas yang kerap menyerbarkan berita palsu atau bohong (hoaks) dibandingkan dengan kelas menengah ke bawah.
Menurut dia, karena kalangan menengah merasa berpendidikan tinggi sehingga ketika dia merasa setuju dengan satu kabar, tanpa pengecekan lebih panjang lagi, dia sebarkan begitu saja.
“Wah, ini gue banget, gue setuju, langsung share,” katanya di Pesantren Nurulhuda, Cibojong, Cisurupan, Garut pada Safari Ramadhan Rumah Kebangsaan dan NU Online Ahad, (27/5).
Ketika ternyata apa yang disharenya keliru, mereka bukan mengaku salah, tapi mencari pembenaran.
“Karena merasa orang yang berpendidikan, dia bukan meminta maaf, tapi yang dicari adalah pembenaran, bukan kebenaran,” lanjutnya.
Sementara kalangan bawah, menurutnya masih ada rasa untuk menahan diri karena merasa ketakutan apa yang diterima salah. (Abdullah Alawi)