Makassar, NU Online
Ketua Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Kaswad Sartono mendukung penuh progam vaksinasi Covid-19. Karena itu pihaknya mengajak pengurus dan warga NU ikut pemberian vaksin Covid-19.
"Saya selaku Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Makassar mengajak segenap pengurus dan warga NU untuk melakukan vaksinasi Covid-19," kata Kaswad saat dihubungi NU Online, Selasa (9/3).
Kaswad menegaskan, bahwa vaksinasi Covid-19 adalah sebuah kewajiban, juga sebagai ikhtiar manusia dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19.
Menurutnya, dampak Covid-19 sangat dirasakan untuk kehidupan manusia, seperti pelaksanaan kegiatan keagamaan yang terganggu, salah satunya misalnya umrah dan haji, termasuk juga aktivitas ekonomi bisnis dan lapangan kerja.
"Bahkan jutaan jiwa manusia telah menjadi korban dari Covid-19. Oleh karenanya atas dasar dan pertimbangan memelihara jiwa, kesehatan dan maslahah baik dari aspek keagamaan maupun kebangsaan, menjaga kekebalan tubuh atau vaksinasi adalah sebuah kewajiban. Apalagi kalau sudah ada ajakan dari institusi negara," tegasnya.
Kaswad meminta kepada Nahdliyin untuk tidak ragu menjalani vaksinasi Covid-19. "Program vaksinasi Covid-19 yang dicanangkan oleh pemerintah kepada masyarakat dan umat Islam khususnya warga NU tidak perlu ragu, apalagi MUI dan BPOM sudah menyetujui," tuturnya.
PCNU Kota Makassar merencanakan akan mengikuti vaksinasi Covid-19 dalam waktu dekat ini. Saat ini tercatat sudah puluhan pengurus telah mendaftarkan diri dan siap menjalani suntik vaksin Covid-19.
Sebagai penanggung jawab program vaksinasi Covid-19 dari PCNU kota Makassar, Ashar Tamanggong mengatakan, bahwa vaksinasi Covid-19 ini diinstruksikan hingga kepada pengurus ranting NU.
"Arahan ketua PCNU kota Makassar (Kaswad Sartono) semua pengurus sampai tingkat ranting diharap ikut vaksin, tapi mungkin bertahap," katanya.
Sebelumnya, sejumlah Pengurus NU Makassar tercacat telah mengikuti vaksinasi Covid-19. Salah satunya, Wakil Sekretariat Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Makassar, Abd Djabbar.
Kepada media ini, Djabbar menceritakan saat dirinya ikut vaksinasi Covid-19 tahap pertama siang tadi, Selasa (9/3). Dia mengaku sempat khawatir disuntik vaksin karena informasi miring beredar.
"Kalau rasa takut mungkin tidak, hanya khawatir terhadap berita terkait orang-orang yang divaksin pingsan dan lain-lain. Oleh karenanya disarankan sebelum vaksin, sarapan pagi, istirahat yang cukup 8 jam," katanya.
Saat disuntik vaksin Covid-19, Djabbar mengaku tidak merasakan apa-apa, bahkan rasa sakit sekalipun sama sekali tidak dirasakan.
"Saya tidak merasa jarum suntiknya masuk, saya baru merasakan sudah disuntik setelah diusap pakai kertas, baru merasa vaksin sudah selesai," ungkapnya.
Kemudian setelah divaksin, diakuinya diminta untuk tidak keluar dalam ruangan vaksin, karena dilakukan observasi sekitar 30 menit, mengecek reaksi dari vaksin Covid-19.
"Saya sempat bertanya pada tim yang melakukan vaksin, biasanya gejala apa yang timbul, katanya ngantuk dan bawaannya mau makan? Tapi itu saya belum merasakan apa-apa. Alhamdulillah," ucapnya.
Djabbar divaksin sekitar pukull 10.15 WITA, hingga sekarang dia mengaku tidak merasakan reaksi atau masalah seperti informasi-informasi beredar.
"Kecuali, rasa sakit bekas suntik. Setelah tiba di rumah 15.30 WITA, saya kompres pakai air hangat, alhamdulillah rasa sakit sudah hilang," imbuhnya.
Diakuinya juga, bahwa dirinya tidak pernah menjalani swab ataupun rapid tes, hingga ia merasa khawatir tidak lolos untuk melakukan vaksinasi Covid-19.
"Saya hanya berserah diri, karena belum pernah swab dan semacamnya, jadi prinsip jalani dulu, kalau dalam proses pemeriksaan sebelum vaksin tidak lolos ya apa boleh buat. Tapi alhamdulillah tinggal tunggu jadwal vaksin kedua pada 23 mendatang," ujarnya.
Ia meminta kepada masyarakat, khususnya pengurus dan warga NU untuk tidak merasa takut ikut vaksinasi Covid-19. "Jangan takut divaksin, sebelum merasakan sendiri karena jauh sebelum vaksin Covid-19 sudah pernah ada vaksin meningitis dan campak," pungkas Djabbar.
Kontributor: Ridwan
Editor: Syamsul Arifin