Daerah

Khawatir Klaster Baru Covid-19, Makam Gus Dur Masih Ditutup

Jumat, 7 Agustus 2020 | 01:00 WIB

Khawatir Klaster Baru Covid-19, Makam Gus Dur Masih Ditutup

Sekretaris Pondok Pesantren Tebuireng, Abdul Gofar. (Foto: NU Online/Syarif Abdurrahman)

Jombang, NU Online
Antisipasi adanya klaster baru Covid-19, Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur masih menutup area makam Gus Dur untuk umum.


Sekretaris Pondok Pesantren Tebuireng, Abdul Gofar mengatakan, wisata religi Gus Dur ini ditutup sejak akhir bulan Maret 2020. Ketika pandemi Covid-19 mulai masuk Indonesia. Seketika itu juga para santri dipulangkan ke rumah masing-masing.


"Untuk mencegah adanya klaster baru, wisata religi Makam Gus Dur saat ini belum dibuka. Karena ditakutkan adanya penularan virus," Kamis (6/8). 


Menurutnya, meskipun saat ini pemerintah gencar melakukan tempat wisata tangguh. Namun, wisata religi ini berbeda. Terlalu sulit meminta peziarah untuk menjaga jarak.


Makam presiden ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini dikunjungi dari berbagai tempat. Apalagi biaya masuk tidak ada, alias gratis. Sehingga ribuan orang datang berdesak-desakan.


“Untuk saat ini kami masih belum ada pandangan kapan dibukanya wisata religi ini. Kami saat ini masih fokus mendatangkan para santri," imbuhnya.


Kedatangan tamu dari berbagai daerah tentunya sangat mengkhawatirkan. Apalagi sebagian santri Pesantren Tebuireng sudah kembali ke pesantren untuk memulai belajar.


Baginya, walaupun new normal dan protokol kesehatan sudah diberlakukan, hal ini tidak menjamin aman. Karena kadang ada saja yang tidak patuh terhadap protokol kesehatan. Seperti jaga jarak, masker, dan cuci tangan.


"Padahal di pondok pesantren ini sudah melakukan karantina maupun isolasi dan juga tracking. Jika kita buka, kan nantinya usaha kita ini sia-sia,”tegasnya.


Abdul Gofar meminta masyarakat yang ingin mendoakan Gus Dur dan keluarga besar Tebuireng sementara waktu cukup dari rumahnya dulu. Karena doa yang disandarkan ke Allah akan tetap tersampaikan.


“Sampai saat ini terkait masalah dibukanya wisata religi Gus Dur belum ada juga diskusi dengan pihak Pemerintah Kabupaten Jombang,”tambahnya.


Selain itu, Pesantren Tebuireng juga memberlakukan salat Jumat di dua tempat. Khusus masjid yang berada di dalam Pesantren Tebuireng putra hanya digunakan untuk santri Tebuireng.


Sedangkan untuk masyarakat umum disediakan Masjid Ulil Albab di depan Pesantren Tebuireng Putri. Meskipun begitu, masyarakat tetap diminta memperhatikan protokol kesehatan.


"Dalam kondisi seperti ini, Pesantren Tebuireng juga membatasi ruang bertemunya masyarakat dengan santri-santri. Pengaturan salat Jumat ada dua lokasi di pondok," ceritanya.


Sementara itu, salah satu warga Jombang bernama Risalatul mengaku menghormati keputusan dari pihak pesantren yang masih menutup area makam Gus Dur.


Pria asal Mojoagung ini punya rutinan setiap malam Jumat melakukan ziarah ke makam Gus Dur. Namun sudah beberapa bulan ini tak pernah lagi ziarah. Sehingga ia nekat mendatangi makam Gus Dur meskipun tidak bisa masuk.


"Obat kangen, doakan dari depan gerbang saja. Setidaknya rasa rindu sudah terobati sedikit," tandasnya.


Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Syamsul Arifin