Daerah

Lelaki dan Perempuan Sama Saja, yang Membedakan Keimanannya

Kamis, 15 Maret 2018 | 14:00 WIB

Makassar, NU Online 
Siti Musdah Mulia menceritakan kiprahnya menjajaki organisasi perempuan. Ia sejak 1970-an telah aktif sebagai pengurus Fatayat dan Muslimat NU di Sulawesi Selatan.

“Namun setelah aktif di organisasi NU, saya melihat peran perempuan masih terbatas,” katanya pada seminar nasional yang digelar Pimpinan Cabang Fatayat NU Kota Makassar bertema Reaktualisasi Gerakan Perempuan dalam Menghadapi Tantangan Zaman, di Auditorium KH Muhyiddin Zain Universitas Islam Makassar, Kamis (15/3).

Oleh karena itu, Musdah bersama KH Abdurrahman Wahid dan teman-teman yang lain menyuarakan tema yang lebih luas, tentang Hak Asasi Manusia.

Terkait peran perempuan saat ini, menurut dia, masih banyak yang salah paham, misalnya kesetaraan. Padahal jelas sekali dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 35:  

"Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang Muslim, laki-laki perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar."

Dari ayat ini dipahami kesetaraan laki-laki dan perempuan sama, yang membedakan hanyalah tingkat keimanannya. (Andy Muhammad idris)