Daerah HARLAH KE-95 NU

Makna Peringatan Harlah NU bagi Rais PCNU Pamekasan

Selasa, 3 April 2018 | 01:00 WIB

Makna Peringatan Harlah NU bagi Rais PCNU Pamekasan

KH Afifuddin Toha

Pamekasan, NU Online
KH Afifuddin Toha Rais PCNU Pamekasan sekaligus Pengasuh PP Al-Falah Sumber Gayam, Kadur, Pamekasan memiliki kesan mendalam terhadap peristiwa Harlah Nahdlatul Ulama yang jatuh pada tanggal 16 Rajab dan tahun ini diperingati kembali di Kabupaten Pamekasan Sabtu (7/4) malam mendatang.

"Berawal dari tahun 1926 tahun berdirinya NU, ketika atas amanat KH Hasyim Asy'ari melalui KH Wahab Hasbullah, meminta KH Sirojuddin, pengasuh PP Miftahul Ulum Bettet untuk mendirikan NU di Pamekasan, NU sebagai jam'iyyah eksis di kabupaten ini," ujar Kiai Afif. 

Dikatakan, melihat sejarah sepintas kiprah NU di Pamekasan tambahnya, tidak kurang dari 15 periode kepengurusan sudah silih berganti memimpin NU di Pamekasan. Masing-masing periode kepengurusan berangkat dan bergerak dengan visi yang sama, yaitu Islam 'ala thariqati ahlissunnah wal jama'ah yang berwawasan Keindonesiaan yang kemudian diistilahkan Aswaja An Nahdliyyah, dengan missi yang sama, yaitu memasyarakatkan Aswaja dan mengaswajakan masyarakat. 

"Kita melihat dalam sejarah, ada benang merah antara satu periode kepengurusan dengan periode kepengurusan berikutnya, yaitu semangat untuk menjalankan amanah organisasi sebaik-baiknya, dengan mengejawantahkan program yang sudah tersusun kedalam program aksi," urai Kiai Afif. 

Barangkali hanya satu yang membedakan, yaitu bahwa masing-masing bergerak dalam ruang dan waktu yang tidak sama, sehingga capaian prestasi masing-masing tidaklah serupa dan sebangun, karena sejatinya capaian prestasi itu merupakan akumulasi dari respon masing-masing atas situasi dan kondisi, untuk sebesar-besarnya dimanfaatkan bagi kemajuan NU jam'iyyah maupun jama'ah. 

"Satu hal yang menggugah rasa kesyukuran kita sebagai nahdliyyin, yaitu bahwa masing-masing periode kepengurusan sudah berbuat yang terbaik untuk Jam'iyyah ini dan niscaya masing-masing menjadi landasan positif bagi periode berikutnya," paparnya.

Kiai Afif mencermati bahwa capaian demi capaian program oleh masing-masing periode kepengurusan merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan antara satu dengan lainnya, yang semuanya merupakan puzzle yang membentuk potret NU Pamekasan. Dengan demikian, masing-masing periode kepengurusan sudah membangun tonggak demi tonggak untuk bangunan jam'iyyah tercinta ini. 

"Hanya sayangnya, kita kurang terbiasa mendokumentasikan dinamika organisasi secara baik, termasuk yang monumental sekalipun, sehingga bisa jadi langkah-langkah mulya assabiqunal awwalun secara detail hilang begitu saja tertimbun di bawah tumpukan debu sejarah," tegas Kiai Afif.

Kiai Afif melihat dan membaca fakta semacam itu, terbersit dalam hatinya untuk meneguhkan dua hal yakni Pertama, kita ingin sekali menghaturkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Assabiqunal awwalun, terlebih para Muassisy hadzihil jam'iyyah, yang telah mewariskan NU secara utuh kepada kita, menanamkan spirit ke NU an, menjadikan NU sebagai rumah besar yang nyaman kita tempati seperti saat ini," urainya.

Tantangan besar bagi kita untuk mewariskan jam'iyyah ini pula kepada anak cucu kita, seperti apa yang kita terima dari para pendahulu. 

Kedua, sebagai penerima estafet kepengurusan PCNU, jelasnya, sudah pasti kita menoleh ke belakang, apa kira-kira yang belum sempat dikerjakan para pendahulu, yang itu merupakan mata rantai perjuangan besar yang sudah mereka kerjakan, untuk selanjutnya kita tindak lanjuti, demi tujuan yang sama, yaitu membesarkan NU, untuk kemanfaatan sebesar-besarnya bagi Islam, bangsa dan negara. 


"Dengan segala kekurangan, terutama setelah ditinggal almaghfurlah KH Mannan Fudloli, periode kepengurusan yang belum setengah jalan ini akan terus merawat semangat juang yang ada, yang niscaya merupakan bekal untuk menatap masa depan yang lebih baik. 

Almarhum Kiai Manan merupakan sosok yang tidak tergantikan, tapi kita yakin atas nashrun minallah dan potensi pengurus sebagaimana dua prasyarat yang mengantarkan kesuksesan Rasulullah SAW, seperti diisyaratkan QS. Al anfal 62, yang rata-rata andal, visioner, energik, dan punya militansi kuat, baik dari jajaran mustasyar, syuriyah, tanfidziyah, lembaga, dan badan otonom. Mereka semua adalah sekrup-sekrup bagi NU Pamekasan yang mampu membuat kerja-kerja organisatoris demi kejayaan NU, li 'izzil Islam wal muslimin,  semoga," tukasnya. (Hairul Anam/Muiz)