Daerah

Munafik Bagi Mereka yang Tak Sedih Meninggalnya Orang Alim

Selasa, 13 Agustus 2019 | 01:15 WIB

Munafik Bagi Mereka yang Tak Sedih Meninggalnya Orang Alim

PCNU Banyuwangi gelar peringatan 7 hari Mbah Moen

Banyuwangi, NU Online
Tepat tujuh hari wafatnya Pengasuh Pesantren Al-Anwar, Rembang, KH Maimoen Zubair, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Banyuwangi menggelar doa bersama di Mushala lantai II Kantor PCNU Banyuwangi, Senin (12/8) malam.
 
Saat sambutan, Wakil Katib PCNU Banyuwangi KH Ahmad Luayyi mengatakan bagi umat muslim yang merasa sedih dengan meninggalnya sosok ulama adalah hal yang lumrah.
 
"Mengutip Hadits Rasulullah SAW dalam sebuah kitab: Barangsiapa yang tidak sedih dengan kematian ulama maka dia adalah munafik, munafik, munafik. Penegasan cap munafik sampai diucapkan tiga kali," tutur Pengasuh Syafa'atul Anwar, Desa Paspan, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi.
 
Kemudian, lanjutnya, hikmah yang patut diteladani oleh umat islam adalah ketawadhuannya. Di antaranya oleh santri, Mbah Moen tidak hentinya untuk didoakan khusnul khotimah. Sosok Mbah Moen masih butuh doa dari santri-santrinya, luar biasa sekali. 
 
"Juga kemudian Mbah Moen sosok ulama yang konsisten terus mengaji, ngaji, dan ngaji. Subhanallah," tutur dia di hadapan puluhan nahdliyin yang hadir saat itu dari lembaga dan Badan Otonom (Banom).
 
Selain itu, Kiai Luayyi mengingatkan atas kesalahan yang jamak dilakukan oleh umat muslim. Seharusnya kepada orang yang sudah meninggal tidak didoakan khusnul khotimah, karena telah meninggal.
 
"Harapan doa khusnul khotimah diucapkan atau didoakan sebelum meninggal, bukan selepasnya. Kalau sudah meninggal tepatnya didoakan diampuni dosanya dan di sisi-Nya termasuk golongan orang-orang yang baik," tutur Kiai Luayyi.
 
Senada keteladanan penting yang tetap diinternalisasi, Wakil Ketua PCNU Banyuwangi Arif Fauzi mengatakan KH Maimoen Zubair tokoh penting yang tinggi ilmu dan rendah hati.
 
"Akhlak inilah yang jarang ditemukan oleh umat muslim saat ini. Jamak ditemukan sebaliknya, ilmu masih rendah sudah berani menuding umat dengan tuduhan yang tidak benar, fitnah, dan keburukan lain yang disebabkan kerendahan ilmu dan akhlak," tutur Arif.
 
Karenanya, lanjut dia, pelaksanaan kegiatan tahlil ini penting tidak hanya dilaksanakan hanya mengamalkan amaliyah NU. "Melainkan dari kegiatan ini penting untuk dapat diambil hikmah dari keteladanan dari akhlak KH Maimoen Zubair," tutupnya. (M Sholeh Kurniawan/Muiz)