NU Care-LAZISNU Banyuwangi Kumpulkan Rp1,3 Miliar dan 852,81 Ton Beras
Ahad, 31 Mei 2020 | 14:00 WIB
Salah seorang petugas saat membagikan zakat fitrah kepada seorang nenek renta di Banyuwangi. (Foto: NU Online/Aryudi AR)
Aryudi A Razaq
Kontributor
NU Care-LAZISNU Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur berhasil mengumpulkan Rp1,3 Miliar, atau persisnya Rp1.374.199.000. Rinciannya adalah zakat maal Rp577.899.800 dan sedekah Rp796.289.300. Selain uang, NU Care-LAZISNU Kabupaten Banyuwangi juga berhasil mengumpulkan zakat fitrah sebanyak 852,81 ton. Semua itu didapat melalui UPZIS (Unit Pengumpul Zakat, Infak, Sedekah) di 25 MWCNU se-Kabupaten Banyuwangi.
“Alhamdulillah, bisa terkumpul lumayan banyak, semoga lancar,” ujar Ketua Pengurus Cabang LAZISNU Kabupaten Banyuwangi, H Imron Rosyadi di Banyuwangi, Sabtu (30/5).
Menurut H Imron, pihaknya memang menginstruksikan kepada seluruh UPZIS MWCNU untuk menarik zakat firtah, zakat maal, dan sedekah. Setelah diadakan rekapitulasi, ternyata paling banyak mengumpulkan zakat fitrah adalah UPZIS NWCNU Cluring, yakni sebesar 108,355 ton beras. Sedangkan untuk zakat maal dan sedekah terbanyak digondol oleh UPZIS MWCNU Purwoharjo, yakni sebanyak Rp781.859.300, dengan rincian zakat maal Rp281.859.300 dan sedekah Rp500.000.000.
“Kami memberikan apresiasi kepada UPZIS yang paling banyak dapatnya. Semoga menjadi dorongan bagi yang lain,” lanjut H Imron.
Ia menegaskan bahwa zakat fitrah, zakat maal, dan sedekah yang diperoleh tersebut sudah dibagikan kepada yang berhak di sekitar masing-masing NWCNU. Sebab, itu adalah amanah yang mesti ditunaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Prinsipnya, semakin cepat semakin baik sehingga cepat dimanfaatkan oleh penerima, sedangkan muzakki juga cepat mendapat pahala.
“Ya kita bagi ke masyarakat yang memang laik menerima, selesai sebelum Lebaran,” terangnya.
H Imron menyatakan optimis potensi zakat fitrah, zakat maal, dan sedekah di Banyuwangi cukup besar jika memang dikelola dengan sungguh-sungguh. Ia juga yakin tahun depan NU Care-LAZISNU akan dapat lebih banyak lagi dibanding yang sekarang. Sebab penerapan status darutat Covid-10 juga berpengaruh terhadap perolehan zakat dan sedekah.
“Insyaallah kalau tidak ada Covid-19, lebih dari (jumlah) itu,” ungkapnya.
H Imron menambahkan, banyak dan lancarnya pengumpulan zakat banyak tidak semata-mata ditentukan oleh kerajinan petugas UPZIS, tapi juga bergantung pada transparansi pengelolaan zakat itu sendiri. Oleh karena itu, pembagiannya dan siapa-siapa yang dapat harus transparan.
“Intinya pemasukan dan jumlahnya jelas, dan pembagiannya juga jelas, transparan, diketahui publik,” terangnya.
Sementara itu, Ketua NU Care-LAZISNU Purwoharjo, H Tukul Widodo menyatakan siap untuk menarik zakat dan sedekah lebih banyak lagi. Sebab pada dasarnya, banyak orang yang ingin berzakat dan bersedekah cuma mereka butuh jemput bola.
“Ya kita harus pro aktif,” jelasnya.
Editor: Ibnu Nawawi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua