Daerah

PMII IPB Gelar Safari Bakti Mahasiswa di Pati

Jumat, 4 Juli 2008 | 06:21 WIB

Pati, NU Online
Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Institut Pertanian Bogor (IPB), Jawa Barat, mengisi waktu libur dengan kegiatan Safari Bakti Mahasiswa (SBM). Kegiatan tersebut dilakukan cukup jauh dari kampus, yakni, di Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Ketua Pengurus Komisariat PMII Komisariat IPB, Yahman Faoji, mengemukakan, kegiatan tersebut sengaja digagas di Pati, karena banyak kader PMII IPB yang berasal dari daerah Pati dan berbagai kabupaten/kota di sekitar Pati.<>

”Musim libur tahun ini, mereka yang berasal dari sekitar Pati, umumnya pulang kampung. Kegiatan di Pati ini kami lakukan hitung-hitung mengisi waktu libur dengan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat,” kata Yahman, seperti dilaporkan Kontributor NU Online, Ahmad Fahir.

Dengan begitu, lanjut mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB tersebut,  diharapkan manfaat keberadaan PMII IPB betul-betul dirasakan masyarakat. Saat bersamaan, kader PMII juga dapat belajar bagaimana bergaul dengan masyarakat dan memahami pergulatan hidup yang mereka lakukan.

Sementara, Ketua Panitia Safari Bakti Mahasiswa PMII IPB, Siti Frihatin, mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan di dua tempat berbeda. Pertama, di Desa Pohijo, Kecamatan Margoyoso, pada Kamis (3/7) malam. Satu kegiatan lagi dipusatkan di Desa Dukuh Banyubiru, Margoyoso, Ahad (6/7).

Menurut Frihatin, kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Pohijo, mendapatkan apresiasi positif dari warga setempat. Sedikitnya 60 orang mengikuti kegiatan ini, yang umumnya terdiri dari kaum ibu dan pemudi.

Lantas apa yang dilakukan dalam kegiatan tersebut? Frihatin menuturkan, ada banyak materi yang dipaparkan kader PMII kepada peserta. Antara lain berisi tentang penyuluhan kebersihan, kesehatan, dan wirausaha. Selain itu, para peserta juga diperkenalkan tentang teknik pembuatan susu dari bahan jagung dan kedelai.

”Untuk latihan pembuatan susu jagung dan kedelai, ini adalah yang ketiga kali kami lakukan. Sebelumnya dilakukan di Pesantren Al-Falak, Pagentongan, Bogor bulan Mei 2008 dan Pati bulan Januari 2008. Sekarang kami gelar lagi, karena banyak warga yang minta diberi pelatihan,” ujarnya.

Lebih lanjut Atin menambahkan, banyaknya permintaan pelatihan pembuatan susu dari jagung dan kedelai, karena tingginya asupan vitamin, protein dan nutrisi. Manfaatnya bagi ketahanan tubuh juga sangat baik, sehingga mampu menangkal berbagai macam jenis penyakit. Bahkan dari sisi bisnis cukup potensial. Hal itu ditunjukkan dengan keterlibatan beberapa warga yang mendapatkan pelatihan pada bulan Januari lalu dalam pembuatan dan penjualan susu dari dua jenis komoditas unggulan tersebut.

”Dari pengalaman pelatihan yang sudah dilakukan, banyak warga yang memprtaktikkan pembuatan susu jagung dan kedelai untuk konsumsi sehari-hari dan usaha kecil-kecilan guna menambah income.” (hir)