Kediri, NU Online
Keluarga Besar Pesantren Al Falah Ploso, Mojo, Kediri, Jawa Timur dan warga NU berduka. Ibu Nyai Hj Lilik Suyati, Istri (Alm) KH Hamim Thohari Djazuli atau yang akrab disapa Gus Miek berpulang pada Ahad (6/10) 19.50 WIB. Sesaat setelah wafat, pesan duka pun beredar di grup Whatsapp dan media sosial lainnya.
"Sampun kapundut dateng Ngersane Allah SWT Nyai Miek, garwo Gus Miek. Mugi-mugi pinaringan husnul khatimah. Dumateng jamaah pecinta Majelis Sema'an Al-Qur'an Wa Dzikrul Ghofilin Jantiko Mantab, santri-santri Gus Miek, Penderek Jama'ah Setia Gus Miek dipun aturi rawuhipun dateng Ploso Kediri Jawa Timur (Telang berpulang ke Rahmatullah Nyai Miek, istri almarhum Gus Miek. Mudah-mudahan khusnul khatimah. Bagi pecinta Majelis Sema'an Al-Qur'an Wa Dzikrul Ghofilin Jantiko Mantab, santri-santri Gus Miek, pengikut jamaah setia Gus Miek dipersilahkan datang ke Ploso Kediri Jawa Timur)" demikian di antara pesan Whatsapp yang diterima NU Online, Ahad (7/10).
Berdasarkan kisah dari salah satu alumni Pesantren Ploso, H Hambali, Nyai Lilik adalah sosok yang jarang terlihat oleh para santri. Ia mengisahkan bahwa setelah dinikahi oleh Gus Miek, Nyai Lilik tidak pernah keluar kamar selama 30 hari.
"Dalam waktu itu, Gus Miek mengajarkan berbagai ilmu agama, dan dari berbagai sumber informasi Nyai Lilik berhasil menghafal Al-Qur'an 30 Juz," katanya kepada NU Online, Senin (7/10).
Sepeninggal Gus Miek, Bu Nyai Lilik Suyatilah yang meneruskan tugas mendidik putra-putrinya. Mereka dikaruniai enam anak, empat putra dan dua putri yakni H Agus Tajjuddin Heru Cokro, H Agus Sabuth Pranoto Projo, Agus Tijani Robert Syaifunnawas, H Agus Orbar Sadewo Ahmad, Hj Tahta Alfina Pagelaran, dan Ning Riyadin Dannis Fatussunnah.
Jenazah rencananya akan dimakamkan pada Senin (7/10) di Pemakaman Tambak, Mojo, berdekatan dengan makam Gus Miek.
Kisah Cinta Nyai Lilik dengan Gus Miek
Dari informasi yang dihimpun NU Online, awal mula Gus Miek menaruh hati kepada almarhumah tepatnya saat ia melihat Nyai Lilik di jalan. Ia adalah gadis cantik di mata Gus Miek. Perasaan itu semakin bulat, sehingga punya keinginan untuk mempersunting Nyai Lilik.
Tekad Gus Miek untuk lebih mengetahui informasi gadis cantik muncul seketika itu pula. Gus Miek kemudian mengikuti Nyai Lilik yang hendak pulang hingga ke dekat rumahnya, selanjutnya Gus Miek mencari tahu informasi tentang almarhumah kepada orang-orang di sekelilingnya.
Berbagai informasi sudah diperoleh. Gus Miek kemudian berniat melamarnya. Harapan memiliki Nyai Lilik hampir kandas, lantaran Ayahanda, KH Djazuli bin Utsman tidak menyetujui. Pasalnya ia memandang gadis tersebut kurang memiliki pengetahuan agama Islam.
Kendati begitu, dukungan dari kiai setempat berdatangan, hingga akhirnya Gus Miek dan almarhumah tetap hidup di satu atap.
Masa mudanya, Nyai Lilik belum pernah mengenyam dunia pesantren dan sekolah. Namun karena keteguhan Gus Miek mendidik istrinya itu, Bu Nyai Lilik mampu menghafal Al-Qur’an 30 juz.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin