Relawan Lokal dan Cerita Haru yang Menyelamatkan Harapan
NU Online · Senin, 15 Desember 2025 | 06:00 WIB
Ayu Lestari
Kontributor
Medan, NU Online
Hujan deras bercampur lumpur merendam sejumlah wilayah di Kota Medan. Di tengah situasi darurat itu, Irham Jami’a Hasibuan (40) memilih turun langsung menjadi relawan di tanah kelahirannya sendiri. Kota Medan, tempat ia tumbuh dan menetap, kini dilanda banjir dan tanah longsor yang memaksa banyak warga bertahan dalam kondisi serba terbatas.
Bagi Irham, menjadi relawan bukanlah hal baru. Ia telah terlibat dalam berbagai penanganan bencana, mulai dari banjir Bahorok pada 2003 hingga pandemi Covid-19 pada 2020 bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Dalam setiap penugasan, Irham kerap menyalurkan bantuan sekaligus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Ia mengerahkan seluruh tenaga demi menyelamatkan warga dan harta benda yang masih bisa dievakuasi.
Salah satu momen yang paling membekas baginya adalah ketika menyaksikan warga kehilangan hampir segalanya. Banyak korban terjebak di rumah yang telah terendam hingga setengah badan bangunan.
“Saya sering melihat pemandangan yang sangat menyayat hati. Banyak warga tidak punya apa-apa lagi, bahkan hanya baju di badan karena semuanya hanyut terbawa banjir,” ungkap Irham kepada NU Online, Sabtu (13/12/2025).
Ia bercerita, saat hendak mengevakuasi warga, ketinggian air sudah mencapai dada orang dewasa. Irham sempat berniat mundur untuk mengambil perahu karet, namun peralatan tersebut tidak tersedia.
“Saya akhirnya kembali menerobos air. Di dalam rumah, kami menyelamatkan seorang anak kecil dengan memasukkannya ke dalam kontainer plastik. Sementara ibu-ibu dipandu bersama-sama mendorong kontainer itu menuju tempat yang lebih aman,” tuturnya.
Selama bencana berlangsung, hujan terus mengguyur kawasan terdampak. Kondisi tanah yang lembap, udara yang kotor, serta minimnya fasilitas kesehatan membuat para pengungsi rentan terserang penyakit. Irham pun berupaya mencari solusi tercepat dan paling memungkinkan untuk membantu warga.
“Saya berusaha mencari langkah yang cepat dan mudah agar warga bisa segera ditangani,” katanya.
Rintangan kerap menghadang langkah Irham. Akses jalan yang licin dan terbatasnya peralatan membuat proses evakuasi penuh risiko. Dalam kondisi tersebut, ia hanya mengandalkan keberanian dan tekad.
“Saya benar-benar hanya mengandalkan niat dan keberanian. Selebihnya saya pasrahkan kepada Allah SWT, karena kondisi tanah di sekitar lokasi sangat sulit dilalui,” ujarnya.
Bagi Irham, menolong sesama bukan sekadar tugas kemanusiaan, melainkan bagian dari ibadah. “Menolong orang lain adalah perbuatan mulia. Walaupun banyak kesulitan, kalau ada rasa kebersamaan, hambatan itu terasa lebih ringan,” pungkasnya.
=============
Para dermawan bisa donasi lewat NU Online Super App dengan mengklik banner "Darurat Bencana" yang ada di halaman Beranda atau via web filantropi di tautan berikut: filantropi.nu.or.id.
Terpopuler
1
Bedah Hujjah KH Afifuddin Muhajir: Dari Kewajiban Taat AD/ART hingga Pentingnya Bukti Konkret
2
Kelompok Sultan Tunjuk M Nuh sebagai Katib Aam PBNU
3
PBNU Kelompok Sultan Targetkan Percepatan Muktamar dan Gelar Harlah 1 Abad NU
4
Kelompok Sultan Gelar Rapat Harian Syuriyah-Tanfidziyah di Gedung PBNU
5
Gus Yahya Dorong Islah Demi Keutuhan Jamiyah, Serukan Warga NU Tetap Jaga Persatuan
6
Kabar Duka: Prof Ahmad Syafiq, Pengurus Lembaga Kesehatan PBNU Wafat
Terkini
Lihat Semua