Daerah

Santri Ikuti Liburan Sastra Matapena

Selasa, 3 Juli 2012 | 09:20 WIB

Jepara, NU Online
Sekitar 50-an santri yang berasal dari Tasikmalaya, Jombang, Banyumas, Kendal, Pati, Kudus, Jepara dan sekitarnya mengikuti Liburan Sastra di Pesantren #8 bertempat di Pesantren ‘Hasyim Asyari’ Bangsri, akhir pekan kemarin.<>

Dalam stadium general yang mengangkat “Sastra Pesantren yang Berpihak pada Kasunyatan Objektif”, pengasuh pesantren ‘Hasyim Asyari’ KH Nuruddin Amin mengungkapkan nilai sastra adalah yang bersinggungan dengan realitas sosial.
 
Gus Nung, sapaan akrabnya juga mengungkapkan sastrawan perlu banyak bergaul dengan masyarakat. Karena masyarakat merupakan madrasah yang nyata. “Dalam kehidupan sehari-hari bergumul dengan masyarakat akan menambah kekayaan memahami realitas. Juga akan menambah kekayaan bahasa,” ungkapnya.
 
Realitas sosial di Pesantren baginya belum banyak diungkap. Karenanya melalui Matapena realita sosial pesantren kedepan makin banyak diungkap.
  
Kegiatan yang berlangsung tiga hari difasilitatori komunitas Matapena Yogyakarta. Kru Matapena yang hadir Pijer Sri Laswiji, Mahbub Dje, Muhammad Mahrus, Shofaun Nafis, Khanif Rosidin, Anis Yuliana, Abdul Rohim dan Jajang Husni Hidayat.
 
Ketua panitia, Eny Fadlilah mengatakan kegiatan yang dilaksanakan pihaknya dengan menggandeng komunitas Matapena Yogyakarta. Pijer Sri Laswiji dari Matapena menjelaskan Liburan Sastra di Pesantren (LSdP) merupakan program rutin yang diselenggarakan setiap liburan semester.
 
Kegiatan yang dilaksanakan, jelas Pijer dalam bentuk latihan untuk mengisi liburan pondok maupun sekolah. Kegiatan yang sudah berjalan delapan kali itu, baginya cukup memberikan asupan nilai positif bagi peserta. Disamping itu, kegiatan merupakan wahana silaturahmi santri se-Nusantara.
 
Pembicara lain, Adipati ‘Joko Elysanto’ Genk Kobra dalam bersastra selain mengajak juga perlu berperilaku sesuai dengan ajakannya. Dunia senada dengan yang dipaparkan Gus Nung merupakan madrasah besar, realitas sesungguhnya. Munculnya syair, lagu bermuara dari iqra. Iqra dalam arti yang luas adalah bermasyarakat.
 
Selama tiga hari, peserta memperoleh materi berupa Ke-Matapena-an, Motivasi Menulis, Menggali Ide, Setting, Penokohan, Alur dan Pementasan. Selain pesantren lokasi yang digunakan adalah area persawahan maupun Benteng Portugis. 

 

Redaktur      : Syaifullah Amin
Kontributor : Syaiful Mustaqim