Daerah

Semua Pengungsi Terdampak Banjir-Longsor Lumajang Kembali ke Rumahnya

Jumat, 21 Juli 2023 | 08:15 WIB

Semua Pengungsi Terdampak Banjir-Longsor Lumajang Kembali ke Rumahnya

Warga terdampak bencana tanah longsor dan banjir Lumajang saat masih berada di tenda pengungsian. (Foto: LPBINU Lumajang)

Jakarta, NU Online 
Warga Kabupaten Lumajang, Jawa Timur yang mengungsi akibat bencana alam banjir lahar dingin gunung semeru dan longsor sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Saat ini, sudah tidak ada pengungsi yang tersisa dari titik-titik pengungsian. Termasuk pengungsian di Desa Nguter, Kecamatan Pasirian yang sebelumnya masih dihuni sebagian warga di saat warga lainnya mulai berangsur pulang. 


Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Lumajang, Ahmad Ali Su'ud kembalinya semua pengungsi itu tepat di hari ke-13 dari awal terjadinya banjir lahar dingin gunung semeru dan longsor. Adapun bencana itu sendiri terjadi pada Jumat (7/7/2023) lalu.


"Semua warga di tempat pengungsian, baik yang ada di balai desa maupun dan ada di pondok pesantren sudah kembali semua ke rumahnya masing-masing," ujarnya kepada NU Online, Kamis (20/7/2023). 


Jumlah pengungsi akibat bencana ini mencapai 1.000 lebih. Tempat pengungsian pun akhirnya harus ditambah, dari hanya 12 titik saat awal terjadinya bencana, bertambah menjadi 18 titik pengungsian. Kini, mereka semuanya sudah kembali ke kediamannya masing-masing.


Kembalinya semua pengungsi ini menyusul cuaca alam yang sudah stabil, rumah-rumah warga telah steril dari sisa material lahar dan lumpur. Begitu juga dengan jalanan di Lumajang, termasuk jalan-jalan di sejumlah desa yang semula tekanan aliran lahar dingin dan longsor. Semuanya sudah bisa dipakai untuk lalu lalang warga. 


Meski begitu, pria yang lebih akrab dengan sapaan Su'ud ini mengajak warga Lumajang agar tetap waspada terhadap terjadinya bencana alam di Lumajang. Lebih-lebih saat cuaca kurang stabil, misalnya hujan dengan intensitas yang tinggi. Masyarakat Lumajang diharap berkoordinasi dengan berbagai pihak, baik swasta maupun pemerintahan.


"Untuk saran bagi warga yang terdampak untuk selalu waspada dalam menghadapi bencana alam seperti tanah longsor banjir. Apabila terjadi bencana, warga harus selalu berkoordinasi satu sama lain," ajak Su'ud.


Ia menuturkan, LPBINU Lumajang akan terus hadir di tengah-tengah masyarakat memberikan edukasi kebencanaan melalui pelatihan dan forum-forum yang lain. Hal ini menurutnya cukup mendesak untuk terus dilakukan, karena sebagian masyarakat Lumajang tinggal di kawasan yang dinilai rawan terjadi bencana. 


Pelatihan kebencanaan bagi warga terdampak bencana sebelumnya juga sudah pernah digelar LPBINU Lumajang. Tentu bekerja sama dengan lembaga-lembaga yang konsen dalam menanggulangi bencana. 


"Itu (pelatihan kebencanaan) sudah direncanakan semenjak erupsi lahar dingin. Pelatihan kebencanaan ini bagi warga yang terdampak, dan akan terus dilakukan," terangnya.