Daerah

Tingkatkan Kapasitas, IPNU-IPNU Bojonegoro Diskusi Literasi Kekinian

Jumat, 27 September 2019 | 00:00 WIB

Tingkatkan Kapasitas, IPNU-IPNU Bojonegoro Diskusi Literasi Kekinian

Kontributor NU Online, M Yazid(tiga dari kanan)

Bojonegoro, NU Online
Keberadaan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama - Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dalam menjaring kader NU tidak bisa dipanjang sebelah mata. Apalagi memasuki era keterbukaan informasi yang gencar dan budaya literasi, badan otonom (Banom) NU yang berbasis kalangan pelajar komitmen mengambil peran.
 
Hal itu dilakukan Pimpinan Cabang (PC) IPNU-IPPNU Kabupaten Bojonegoro, melalui diskusi rabuan yang diadakan rutin setiap bulan di kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu (25/9). 
 
"IPNU-IPPNU harus melek media, paham literasi dan perkembangan informasi," kata Ketua PC IPNU Bojonegoro, Sukron Bajuri.
 
Sukron menyebut, jumlah kader NU yang berpotensi sangat banyak sehingga harus dimanfaatkan oleh IPNU-IPPNU. Dalam kajian rutin ini, IPNU-IPPNU belajar soal literasi kekinian, media, dan cara penulisan.
 
"Sehingga kader NU utamanya usia pelajar bisa aktif menulis, agar keberadaanya juga dirasakan manfaatnya dan apa yang dilakukan bisa diketahui semuanya," terangnya.
 
Pemateri diskusi rabuan IPNU-IPPNU Bojonegoro, M Yazid mengapresiasi langkah pengurus IPNU-IPPNU Bojonegoro yang harus mampu menjawab tantangan zaman. Selain memperdalam khasanah ilmu keislaman, kader IPNU-IPPNU harus belajar banyak hal termasuk media dan literasi.
 
"IPNU-IPPNU harus bisa bersaing dengan kader lain, sehingga harus belajar banyak hal termasuk memahami media, pers, dan literasi," jelasnya.
 
Menurutnya, semua kajian harus dilakukan dan banyak membaca literatur yang sudah ada. "Jangan sampai IPNU-IPPNU tidak bisa mengambil peran dan memposisikan diri di era digital sekarang ini," ungkapnya.
 
Kepada NU Online, Kamis (26/9) Yazid yang juga kontributor NU Online berharap, anak-anak muda Bojonegoro seharusnya mengisi ruang-ruang media sosial dengan konten-konten yang menyejukkan. Dan belajar literasi kekinian adalah salah satu cara memulainya.
 
Editor: Abdul Muiz