Ilustrasi: Buletin Toentoenan PP Ansor N.O edisi Nomor 5 Tahun 1 (Maret 1938). (Foto: dok. istimewa)
Ajie Najmuddin
Kontributor
Pada tulisan sebelumnya, terungkap lagu mars Gerakan Pemuda (GP) Ansor di masa awal, yakni ketika organisasi tersebut masih bernama Ansor Nahdlatil Oelama’ (A.N.O.). Lirik lagu mars Ansor tersebut dimuat dalam buletin Toentoenan PP Ansor N.O edisi Nomor 5 Tahun 1 (Maret 1938).
Dalam buletin tersebut, tertulis judul: Nasjid Al ‘Iqdam A.N.O. yang di bawahnya memuat dua opsi calon lirik lagu mars Ansor, yang nantinya akan diputuskan di Kongres ke-3 A.N.O di Kudus, tahun 1938. Untuk lirik lagu yang pertama sudah penulis ungkapkan di artikel sebelumnya.
Dalam lirik yang pertama tersebut, yang menarik terdapat kata: hijau putih bersimbol dunia. Ini bisa menjadi sebuah sinyalemen, logo atau lambang A.N.O. yakni bola dunia dengan paduan warna hijau dan putih. Diterangkan pula makna dari lambang tersebut, yakni bola dunia yang bermakna perdamaian. Kemudian warna hijau artinya kebenaran dan putih kesucian.
Lambang bola dunia tersebut, tentu berbeda dengan lambang GP Ansor yang kita kenal di masa sekarang, yakni terdapat simbol bulan sabit dilingkari sembilan bintang. Pergantian simbol ini beriringan dengan pergantian nama organisasi, yang sebelumnya bernama Ansor Nahdlatil Oelama’ (A.N.O.) berganti menjadi Gerakan Pemuda (GP) Ansor, pada tahun 1949.
Logo yang baru, dengan bersimbol bulan sabit dilingkari bintang sembilan ini, bila kita perhatikan sangat mirip dengan lambang Barisan Hizbullah, pasukan dari kalangan pemuda santri yang berjasa besar di era merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Hal tersebut bukanlah sebuah kebetulan, sebab mereka yang menjadi pejuang di Barisan Hizbullah, sebagaian besar merupakan anggota Ansor, yang di masa perang sementara vakum secara organisasi, untuk bergabung dalam perjuangan fisik melawan penjajah.
Moh. Saleh Anwar (Ketua GP Ansor Cabang Solo, periode pertama/ tahun 1949) pada buku Risalah Kenang-kenangan Ulang Tahun ke-V Gerakan Pemuda dan Kepanduan Ansor (1954) mengungkapkan keterlibatan para pemuda NU tersebut:
“Tiupan angin taufannja api Revolusi jang mengamuk membakar sukma djaja djiwanja segenap pemuda Indonesia untuk mempertahankan tanah airnja jang ditjintai dari tjengkeraman kuku pendjadjahan Colonialisme Belanda jang ke II di Indonesia. Di antara pemuda2 itu terdapatlah beberapa pemuda2 Ahlus Sunnah wal djama’ah jang ikut pula berketjimpung dalam kantjah Revolusi itu."
Ansor Pemudanya NU
Kembali kepada pembahasan lirik mars ansor di masa A.N.O. Kemudian untuk lirik kedua, adalah sebagai berikut:
Ansorist pemudanya NU
Ansor barisannya NU
Islamisme dasarnya Ansor
Menuju ke pendidikan
Bagaikan pemuda Islam
Ansor Ansor
Sadarlah Ansoristen
Kaum pemuda Islam
Penulis: Ajie Najmuddin
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua