Di Kairo, Nyai Sinta Nuriyah Tegaskan Peran Sentral Perempuan
Senin, 26 Agustus 2024 | 22:00 WIB
Nyai Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid menghadiri Konferensi Internasional bertajuk Peran Perempuan dalam Membangun Kesadaran di Kairo, Mesir, pada Ahad (25/8/2024). (Foto: dok. istimewa)
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Nyai Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid menghadiri Konferensi Internasional bertajuk Peran Perempuan dalam Membangun Kesadaran di Kairo, Mesir, pada Ahad (25/8/2024). Ia hadir sebagai tamu kehormatan.
Menyambut kehadiran Nyai Sinta, Menteri Wakaf Mesir Syekh Usamah Al-Azhari menyebut bahwa kehadirannya sebagai upaya penyegaran hubungan yang dulu melalui KH Abdurrahman Wahid sebagai sosok ulama dan Presiden Republik Indonesia yang pernah belajar di Al-Azhar.
“Dan kesempatan kali ini melalui Ibu Sinta Nuriyah Wahid sebagai representasi perempuan yang kita banggakan di hadapan dunia,” katanya pada Ahad (25/8/2024).
Dalam pidatonya, Nyai Sinta menegaskan bahwa perempuan memiliki peran sentral dalam kehidupan umat manusia. Betapa tidak, perempuan mengandung sembilan bulan dan berjuang mati-matian untuk melahirkannya, hingga merawat dan mengajarinya berbicara sampai dewasa.
“Perempuan atau ibu pulalah yang mengajarkan tentang cinta dan kasih sayang. Tetapi mengapa, sosok yang penuh kelembutan ini masih harus bersimbah dengan ketertindasan?” katanya.
Ia menegaskan bahwa perempuan tidak dilahirkan sebagai bayang-bayang lelaki. Namun, perempuan berhak untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Karenanya, ia bersama sejumlah akademisi mendirikan Puan Amal Hayati sebagai wadah gerakannya dalam mengangkat harkat dan martabat perempuan.
Nama Amal Hayati juga, jelasnya, merupakan pemberian suaminya, KH Abdurrahman Wahid, yang menggemari Ummi Kultsum saat studinya di Al-Azhar. Di anaragu yang demikian disukainya adalah lagu Amal Hayati.
Di sela kegiatan itu, Nyai Sinta juga memiliki agenda bertemu dengan Grand Syekh Al-Azhar Syekh Ahmad al-Thayyeb. Menurut Syekh al-Thayyeb, kunjungan tersebut sangatlah bersejarah.
“Ini adalah kunjungan yang luar biasa bahkan bersejarah,” kata Syekh Al-Thayyeb, sebagaimana dilansir dari Instagram Syekh Usamah Al-Azhari.
Syekh al-Thayyeb juga menyampaikan kenyamanannya dalam berkunjung ke Indonesia. Ia menerima sambutan yang begitu hangat dari masyarakat dan presiden. Terlebih hubungan Indonesia dan Al-Azhar sangatlah erat.
“Ia memuji hubungan dan ikatan Al-Azhar dengan Indonesia dan kehangatan yang diterimanya selama melakukan kunjungan ke Indonesia, baik dari Presiden Indonesia, maupun rakyat Indonesia,” tulis Syekh Usamah.
Grand Syekh juga menegaskan bahwa perempuan merupakan pilar peradaban Muslim. Tanpa perempuan, seolah-olah masyarakat itu hanya berjalan dengan satu kaki.
“Perempuan adalah salah satu pilar peradaban Muslim,” kata Syekh Al-Thayyeb, sebagaimana dikutip Syekh Usamah.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua