Internasional

Palestina Tolak Kesepakatan UEA-Israel, Anggap Itu Pengkhianatan

Jumat, 14 Agustus 2020 | 07:45 WIB

Palestina Tolak Kesepakatan UEA-Israel, Anggap Itu Pengkhianatan

Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menolak dan mengecam kesepakatan damai antara Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel.

Yerusalem, NU Online
Otoritas Palestina menolak dan mengecam kesepakatan damai antara Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel.  Palestina menganggap, kesepakatan itu merupakan ‘pukulan’ bagi inisiatif perdamaian Arab dan sebuah agresi terhadap rakyat Palestina.


“Pimpinan Palestina menolak apa yang telah dilakukan UEA dan menganggapnya sebagai pengkhianatan terhadap Yerusalem, Masjid Al-Aqsa, dan perjuangan Palestina. Kesepakatan ini merupakan pengakuan de facto atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel,” demikian pernyataan Otoritas Palestina yang disampaikan juru bicara Presiden Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rudeinah, seperti diberitakan kantor berita Palestina, WAFA, Kamis (13/8) waktu setempat.


Otoritas Palestina mendesak UEA agar segera menarik diri dari ‘kesepakatan yang memalukan’ itu. Palestina juga menolak korelasi apapun antara penghentian rencana aneksasi Israel dan normalisasi hubungan dengan UEA dan negara-negara lainnya. Palestina memperingatkan agar negara-negara Arab lainnya tidak tunduk dengan Amerika Serikat (AS) dan mengikuti jejak UEA.


“Baik Emirate maupun pihak lain tidak memiliki hak untuk berbicara atas nama rakyat Palestina. Palestina tidak akan mengizinkan siapa pun untuk mencampuri urusan Palestina atau memutuskan atas nama mereka mengenai hak-hak mereka,” lanjutnya.


Otoritas Palestina menegaskan, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) akan tetap menjadi satu-satunya perwakilan yang sah dari rakyat Palestina. Mereka bersatu di bawah komando Presiden Mahmoud Abbas dalam menghadapi ‘kesepakatan brutal’ tersebut.  

 

Lebih lanjut, Palestina menyerukan rapat darurat Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam untuk menolak deklarasi tersebut. Setelah perjanjian damai antara UEA dan Israel diumumkan kemarin, Presiden Abbas menyerukan pertemuan darurat para pemimpin Palestina.


Hal yang sama juga disampaikan para pemimpin Islam di Jalur Gaza. Mereka menilai, perjanjian damai antara UEA dan Israel tersebut tidak melayani kepentingan rakyat Palestina. Malah, itu dianggap sebagai hadiah atas kejahatan Israel atas rakyat Palestina selama ini. 


Sebagaimana diketahui, UEA dan Israel mencapai kesepakatan bersejarah yang membawa pada normalisasi hubungan diplomatik dua negara tersebut. Seperti diberitakan Reuters, Jumat (14/8), perjanjian damai antara UEA dan Israel tersebut berhasil dicapai dengan Presiden AS, Donald Trump, sebagai penengahnya.


Menteri Luar Negeri UEA, Anwar Gargash, menjelaskan bahwa normalisasi hubungan dengan Israel merupakan langkah berani untuk mengamankan solusi untuk Palestina dan Israel yang sudah berkonflik puluhan tahun.


“Sebagian besar negara akan melihat ini sebagai langkah berani untuk mengamankan solusi dua negara (Israel-Palestina), memberikan waktu untuk negosiasi," kata Gargash saat konferensi pers, dilansir laman AFP, Kamis (13/8).
   

Pewarta: Muchlishon
Editor: Kendi Setiawan