Internasional

Presiden Majelis Umum PBB Kecam Serangan Brutal Israel di Rafah Palestina

Rabu, 14 Februari 2024 | 08:00 WIB

Presiden Majelis Umum PBB Kecam Serangan Brutal Israel di Rafah Palestina

Ilustrasi Palestina dan Israel. (Foto: NU Online/Freepik)

Jakarta, NU Online

Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dennis Francis, mengungkapkan keprihatinannya yang mendalam atas serangan Israel terhadap Rafah, Palestina.


Francis menekankan bahwa meningkatnya operasi militer di Rafah telah menyebabkan lebih dari satu juta warga sipil terjebak dalam kondisi yang mengerikan.


"Saya sangat tertekan dengan meningkatnya operasi militer di Rafah, di mana lebih dari satu juta warga sipil telah berlindung dalam kondisi yang paling mengerikan," kata Francis dalam pernyataannya di akun media sosial X-nya, Selasa (13/2/2024). 
 

Menyikapi situasi tersebut, Francis menegaskan bahwa fase lain dari bencana kemanusiaan sedang di depan mata. Ia menilai bahwa operasi brutal Israel menunjukkan buntunya jalan menuju perdamaian berkelanjutan.


“Ini bukanlah jalan menuju perdamaian berkelanjutan,” ujarnya.


Francis juga mengutuk serangan tersebut atas nama kemanusiaan. Ia menyatakan akan terus mengimbau semua pihak yang mempunyai pengaruh untuk melakukan yang terbaik guna membantu menghentikan pertumpahan darah dan memulai dialog yang bermakna demi perdamaian yang permanen.


Seperti diketahui, pasukan Israel melancarkan serangan di Rafah selatan pada Senin (12/2/2024) dini hari waktu setempat. Militer Israel melakukan aksi pengeboman intensif di wilayah Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mengungsi.


Dilansir dari kantor berita WAFA, Otoritas Kesehatan Palestina di Rafah melaporkan serangan Israel tersebut menewaskan lebih dari 100 warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan. Sementara itu, ratusan lainnya luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit. 
 

Direktur Rumah Sakit Kuwait di Rafah, Suhaib Al-Hams, mengatakan rumah sakit kewalahan menangani pasien yang terluka parah sementara rumah sakit kekurangan obat-obatan serta persediaan.
 

Sumber lokal mengatakan bahwa pesawat tempur Israel melancarkan sekitar 40 serangan udara, menargetkan sejumlah rumah dan masjid yang menampung pengungsi di seluruh kota. Hal ini disertai dengan penembakan artileri yang intens dan pemboman angkatan laut di Rafah.


Di antara masjid-masjid yang menjadi sasaran adalah Masjid Al-Rahma di Shaboura dan Al-Huda di kamp pengungsi Yibna, keduanya menampung puluhan keluarga pengungsi, serta lebih dari 14 rumah yang dihuni. Serangan udara Israel juga meluas ke wilayah dekat perbatasan dengan Mesir.


Perkiraan menunjukkan sekitar 1,4 juta warga dan pengungsi internal berada di Rafah setelah pasukan pendudukan Israel memaksa ratusan ribu warga Palestina dari Gaza utara untuk pindah ke selatan pada tahap awal agresi Oktober 2023 lalu.