Wapres Ungkap Upaya Indonesia Atasi Perubahan Iklim Menuju Energi Bersih Berkelanjutan
Selasa, 8 November 2022 | 16:00 WIB
Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin saat menyampaikan pidato dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim PBB atau Conference of the Parties (COP) Ke-27 di Mesir, pada Senin (7/11/2022). (Foto: BPMI Setwapres)
Aru Lego Triono
Penulis
Jakarta, NU Online
Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres) RI KH Ma’ruf Amin menghadiri Forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim PBB atau Conference of the Parties (COP) ke-27 yang digelar di Mesir, pada forum tersebut ia mengungkapkan berbagai upaya yang dilakukan Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim dan transisi menuju energi bersih yang berkelanjutan.
Wapres menegaskan, Indonesia sebagai Presiden G20 2022 dan Ketua ASEAN 2023 akan terus mendorong beberapa poin penting kebijakan perubahan iklim dan transisi energi. Ia menjelaskan, Indonesia sebagai negara anggota ASEAN memiliki visi menjadi pemimpin regional dalam mempercepat realisasi aksi iklim pada tataran yang lebih nyata.
Lalu melalui kerja sama bilateral bersama Australia, Indonesia memiliki aspirasi untuk memimpin upaya pengurangan emisi dengan mempercepat transisi ke energi terbarukan. Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Anthony Albanese telah menyepakati kemitraan untuk insfrastruktur transisi energi dan ketahanan iklim.
Wapres menyebut, melalui inisiatif kerja sama dengan Australia itu, Indonesia dapat menjadi sumber energi bersih terkemuka di kawasan Asia-Pasifik. Indonesia juga telah mengusulkan strategi jangka panjang yang mengeksplorasi peluang menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
“Kami juga melakukan berbagai upaya lintas sektor untuk menuju target ini, termasuk percepatan transisi energi terbarukan dan inisiatif untuk mengurangi emisi industri di seluruh sektor dan rantai pasokan,” ungkap Wapres Kiai Ma’ruf Amin melalui keterangan tertulis yang diterima NU Online, pada Selasa (8/11/2022).
Karena itu, tutur Wapres, untuk mengatasi masalah iklim, Indonesia terus berupaya mengurangi laju deforestasi dan degradasi lahan melalui reboisasi, penanaman kembali dan pengelolaan ketinggian air lahan gambut, termasuk restorasi 756.000 hektar kawasan bakau.
“Namun kami menyadari tantangannya sangat besar, terutama dalam menjaga keseimbangan pengurangan emisi dengan pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan membangun ketahanan iklim,” ujar Kiai Ma’ruf.
Wapres menekankan bahwa upaya adaptasi iklim masih harus ditingkatkan, antara lain terhadap tantangan ketahanan pangan, ketahanan ekosistem, ketahanan air, kemandirian energi, kesehatan, permukiman perkotaan dan perdesaan, serta wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
“Komitmen Indonesia dan negara berkembang lainnya harus didukung oleh komitmen pembiayaan dan transfer teknologi dari negara maju,” harap Wapres.
Berkenaan dengan pendanaan aksi iklim, tutur Wapres, Indonesia mendesak negara-negara maju untuk setidaknya menggandakan penyediaan pendanaan iklim kolektif mereka untuk adaptasi iklim di negara-negara berkembang.
“Hal ini dapat diperkuat melalui peta jalan yang konkret, termasuk pengaturan pendanaan pada kerugian dan kerusakan (loss and damages) yang akan didirikan berdasarkan Kerangka Kerja Konvensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC),” paparnya.
Sebagai pakar dan praktisi keuangan Islam, Wapres juga mendorong dunia untuk mengeksplorasi keuangan Islam sebagai sumber pembiayaan alternatif dan inovatif untuk green economy recovery (pemulihan ekonomi hijau) dan aksi iklim. Dalam hal ini, Indonesia berkomitmen untuk memberikan contoh.
“Kita juga perlu mendorong transisi yang adil. Hal ini terutama berlaku di sektor energi di mana transisi seringkali berpihak pada kepentingan strategis tetapi melupakan kelompok miskin dan rentan,” ujar Kiai Ma’ruf.
Sebagai informasi, Wapres Kiai Ma’ruf Amin menghadiri Forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim PBB atau Conference of the Parties (COP) ke-27 yang digelar di Sharm El Sheikh International Convention Centre (SHICC), Mesir, pada 6-18 November 2022.
Forum itu secara resmi dibuka oleh Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, pada Senin (7/11/2022) kemarin. Pada acara pembukaan, forum KTT PBB COP27 dihadiri delegasi dari 110 negara ini, sedangkan Wapres KH Ma’ruf Amin hadir mewakili Presiden Joko Widodo untuk memimpin Delegasi Republik Indonesia. Dari 110 negara yang hadir tersebut, sebanyak 63 kepala negara/pemerintahan terkonfirmasi hadir.
Masalah perubahan iklim merupakan isu penting bagi setiap negara dan menjadi salah satu topik yang menjadi agenda bersama pada Konferensi KTT Perubahan Iklim PBB atau Conference of the Parties (COP). COP27 Sharm El Sheikh ini mengusung tema ‘Together for Implementation’ dengan isu-isu prioritas yang dibahas mengenai adaptasi, kerugian dan kerusakan, finansial, mitigasi, Pasal 6 Perjanjian Paris, serta transparansi terkait perubahan iklim.
Pada KTT ini, negosiator Indonesia fokus pada kebutuhan untuk ‘implementasi’ berbagai keputusan dan mandat dari COP26 Glasgow, Nationally Determined Contribution (NDC), Long Term Strategy (LTS), dan komitmen pendanaan.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Aiz Luthfi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua