Rais Aam PBNU Jadi Pembicara Kunci di Forum Serantau YAPEIM 2024 Malaysia
Selasa, 1 Oktober 2024 | 16:00 WIB
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar saat menyampaikan pidato kunci dalam Forum Serantau YAPEIM 2024 (FSY2024) yang diselenggarakan di Hotel Mariott Putrajaya, Malaysia pada Selasa-Rabu (1-2/10/2024). (Foto: dok. istimewa)
Afrilia Tristara
Kontributor
Jakarta, NU Online
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar, menjadi pembicara kunci dalam Forum Serantau YAPEIM 2024 (FSY2024) yang diselenggarakan di Hotel Mariott Putrajaya, Malaysia pada Selasa-Rabu (1-2/10/2024).
FSY2024 merupakan forum yang diselenggarakan oleh Yayasan Pembangunan Ekonomi Islam Malaysia (YAPEIM) sebagai bagian dari rangkaian peringatan hari ulang tahun ke-40 yayasan tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Kiai Miftach memberikan refleksi kepada para pemimpin dan pemegang kebijakan ekonomi untuk menjadikan adil dan jujur sebagai modal utama manusia dalam mewujudkan kemakmuran di muka bumi.
"Memakmurkan bumi tentu dengan segala tata tertibnya, segala kekuatannya, segala inovasinya, keadilannya, kejujurannya karena Allah menjanjikan bagi mereka-mereka yang saleh di dalam perbuatan, saleh sosialnya akan memimpin bumi ini," ujar Kiai Miftach.
Refleksi tersebut beliau sampaikan sambil mengisahkan simpati Rasulullah SAW atas berpulangnya empat orang yang bukan Muslim tetapi melaksanakan esensi dadi ajaran Islam.
"Yang pertama ada Imri'il Qais, seorang penyair pada zaman jahiliyah, belum mukmin tapi isi syairnya ketauhidan kepada Allah. Lalu, Hatim Ath-thai di zaman jahiliyah dan kedermawanannya dan ini ajaran islam. Lalu, Abi Thalib, walaupun ulama terkhilaf dalam hal keislamannya, tetapi pembelaannya terhadap perjuangan Rasulillah tidak bisa diragukan. Lalu, adalah Kaisar Anu Syirwan yang kita kenal keadilan dan kejujurannya sehingga negara yang dipimpin, dunia yang dipimpin mengalami kesejahteraan karena kejujuran dan keadilannya," ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah, Surabaya ini.
Melalu kisah tersebut, Kiai Miftah menerangkan bahwa Rasulullah bersimpati atas seseorang yang belum beriman karena kejujuran dan keadilannya.
Beliau mengutip ayat dari Surat Al-Anbiya dan Surat An-Nur yang menyebutkan, wa atallahulladziina amanuu wa amilus shalihat layastkhlifannahum fil ardl, al ayah. Arti dari ayat tersebut tidak lain adalah Allah telah menjanjikan bahwa orang-orang yang beriman dan beramal saleh, saleh dalam segala hal, akan memimpin bumi ini. Bukan negara tapi bumi.
Mereka yang beramal saleh disertai keimanan ini adalah mereka yang Allah janjikan sebagai penguasa bumi karena dalam iman ada kebenaran, kejujuran, dan keadilan.
Kiai Miftach menambahkan, "kalau memang tidak terdapat mereka-mereka yang beriman tapi cukup yang beramal shaleh."
Kejujuran dan amal shaleh yang akan mencukupi untuk memimpin dunia ini dan lain hal di dalam urusan akhiratnya nanti.
Dalam FSY2024 tersebut, hadir beberapa tokoh yang berasal dari perwakilan beberapa negara di Asia Tenggara seperti Kamboja, Singapura, Indonesia, dan Filipina.
KH Miftachul Akhyar tiba di Malaysia pada Senin (30/9/2024) malam bersama Menteri Pendidikan Nasional 2009-2014, Prof. Muhammad Nuh, Menko Perekonomian 2009-2014 Hatta Rajasa, Pemimpin CT Corp Chairul Tanjung, beserta sejumlah anggota rombongan lainnya.
Setelah tiba pada malam hari, Kiai Miftach beserta rombongan disambut hangat oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua