Larung Sembonyo Jadi Wujud Syukur Nelayan di Pantai Prigi Trenggalek, Tradisi Apa Itu?
Kamis, 23 Mei 2024 | 07:00 WIB
Trenggalek, NU Online
Banyak tradisi turun temurun yang masih dilestarikan oleh masyarakat di bulan Selo (penanggalan Jawa). Salah satunya masyarakat pesisir Pantai Prigi Trenggalek menggelar tradisi Larung Sembonyo (sedekah laut) sebagai wujud rasa syukur.
Salah satu tokoh masyarakat, Suparlan mengatakan, kegiatan larung sembonyo ini berdasarkan cerita adat dari perjuangan Raden Tumenggung Yudha Negara atau Raden Wiryo Udara. Dengan atas izin-Nya berhasil membuka daerah Prigi.
Suparlan mengaku, yang di arak adalah hasil bumi masyarakat nelayan Pantai Prigi, termasuk miniatur manteb yang berasal dari gedebog (pohon pisang) berjumlah 7 buah.
Sebelum pelarungan, arak-arakan tumpeng dimulai dari kantor Kecamatan Watulimo. Iringan-iringan tumpeng diikuti oleh sesepuh, tokoh masyarakat dengan berbagai kostum kerajaan hingga adat jawa.
Usai didoakan oleh sesepuh setempat, Tumpeng Agung dan sesaji jawa yang berisi hasil bumi serta tiron manten berasal dari gedebog. Dua tumpeng tersebut digeret oleh perahu porsein yang ramai ditumpangi oleh warga.
Tepat pukul 11.20 WIB, kedua tumpeng ditarik oleh perahu langsung diikuti oleh puluhan perahu di belakangnya. Lokasi pelarungan tepat di pintu masuk Teluk Prigi yang berjarak beberapa kilo meter dari bibir Pantai Prigi.
Puluhan perahu tersebut mencoba mendekati kedua tumpeng untuk memperebutkan. Banyak orang langsung memperebutkan dengan menceburkan diri, ada pula yang mendapatkan dari lemparan petugas yang menjaga tumpeng tersebut.
Baca selengkapnya di
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua