Jatim

Wisuda IX Unusida, Gus Yahya Tegaskan Sarjana Tidak Berhenti pada Ijazah

NU Online  ·  Ahad, 7 September 2025 | 18:00 WIB

Wisuda IX Unusida, Gus Yahya Tegaskan Sarjana Tidak Berhenti pada Ijazah

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Tsaquf saat menyampaikan orasi kebangsaan pada momen Wisuda IX Unusida. (Foto: NOJ/Maschan Yusuf)

Surabaya, NU Online Jatim

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya menyampaikan orasi kebangsaan pada Wisuda IX Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) di Dyandra Convention Center, Surabaya, Sabtu (6/9/2025). 


Dalam kesempatan itu, Gus Yahya menekankan bahwa, wisuda bukan sekadar pengakuan status akademik, melainkan juga harus dimaknai sebagai rekognisi kapasitas dan kompetensi yang akan dipertanggungjawabkan dalam kehidupan nyata.


Menurutnya, dalam tradisi Islam, pengakuan terhadap seorang ulama atau ilmuwan tidak berhenti pada ijazah, tetapi lebih kepada kualitas keilmuan, kompetensi, dan dedikasi yang diakui oleh masyarakat. Ia mencontohkan ulama besar seperti Imam Syafi’i, Imam Al-Ghazali, hingga Imam Fakhruddin Ar-Razi yang diakui bukan karena gelar formal semata, tetapi karena kapasitas dan integritas keilmuannya.


“Kalau dalam sistem pendidikan modern, sarjana itu status setelah lulus. Tapi dalam tradisi Islam, pengakuan terhadap kapasitas dan kompetensi jauh lebih penting. Maka pertanyaannya, apakah kesarjanaan kalian ini hanya status, atau juga kesadaran akan kompetensi?,” tanyanya di hadapan ribuan wisudawan, orang tua, serta civitas akademika Unusida.


Gus Yahya mengingatkan para wisudawan agar tidak menjadikan gelar sarjana sekadar sarana dalam memperoleh pekerjaan dan status sosial. Ia menekankan pentingnya kesadaran tujuan hidup, pengabdian, serta keteguhan spiritual dalam menghadapi tantangan di masa depan.


“Urusan kalian belum selesai setelah wisuda ini. Tantangan hidup masih banyak. Maka selain berikhtiar, jangan pernah melepaskan sambungan harapan kepada Allah. Sebab segala sesuatu berjalan di atas takdir, dan kita tidak pernah tahu takdir, sebelum ia benar-benar terjadi,” tuturnya.


Selengkapnya klik di sini.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang