Jakarta,Ā NU OnlineĀ
Sayur merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan bagi tubuh. Sayangnya, banyak kelompok usia anak kurang menyukai sumber pangan yang satu ini. Padahal, sayur sangat diperlukan untuk menunjang proses tumbuh kembang anak.
Terkait hal ini, Pengurus Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Fahmy Arif Tsani menjelaskan, terdapat sejumlah faktor pemicu anak enggan mengonsumi sayuran.
Pertama, rasa sayur yang tidak begitu lezat bila dibandingkan dengan makanan lain. āTaste (rasa) asli atau original dari sayuran itu memang berbeda ya, dengan gula yang berasa manis kemudian lemak yang berasa gurih dan seterusnya,ā kata Fahmy dalam keterangan yang diterima NU Online pada Rabu (25/5/2022).
Kedua, tidak adanya kebiasaan yang dibangun orang tua. Tak hanya soal rasa, menurut Fahmy, peranan orang tua dalam membentuk kebiasaan makan sayur juga menjadi hal penting. Anak akan sulit untuk menerima rasa sayur jika tanpa dibiasakan sejak dini. Pembiasaan ini perlu diatur sedemikian rupa oleh orang tua.
āProses pengenalan makanan itu terjadi secara alamiah dan itu dibentuk dari sebuah kebiasaan. Ketika masa kecil anak-anak itu tidak dibiasakan makan sayur, maka di usia berikutnya mereka akan merasa asing dengan makanan atau bahan makanan yang bersumber dari sayur,ā paparnya.
Karena itu, kendati rasa sayur yang tidak lezat menjadi alasan anak enggan mengonsumsi sayur, tidak sepenuhnya kesalahan berasal dari sayuran. Peran orang tua dalam membentuk kebiasaan anak makan sayur juga harus diperhatikan.Ā
Lebih lanjut, ahli gizi yang pernah menyantri di Pesantren Al Munawwir Krapyak, Yogyakarta tersebut menyatakan pengenalan sayur pada anak akan lebih baik jika dapat dilakukan di masa awal perkenalan makanan pendamping ASI (MPASI).
āDi masa MPASI itu orang tua tidak mengenal sayuran, maka otomatis ke depannya semakin asing atau semakin aneh bagi anak,ā ujar dosen di Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang tersebut.
Ketiga, adanya trauma. Fahmy menjelaskan, trauma anak pada sayur dapat disebabkan ketika anak pernah dipaksa atau dimarahi karena tidak mau makan sayur.
āTrauma atau horor ketika diberikan sayuran secara dipaksa sehingga bukan hanya tidak suka, tapi trauma menghadapi sayuran karena ada memori yang dipaksa itu,ā pungkas magister lulusan Gangneung-Wonju National University, Korea itu.
Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Syamsul Arifin
Terpopuler
1
Gus Yahya Ajak Seluruh Pengurus NU Siapkan Muktamar Ke-35 sebagai Jalan Terhormat dan Konstitusional
2
Pertemuan Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah di Lirboyo Putuskan Muktamar Ke-35 NU Bakal Digelar Secepatnya
3
KH Miftachul Akhyar Undang Rapat Konsultasi Syuriyah dengan Mustasyar PBNU di Pesantren Lirboyo
4
Gus Yahya Tanggapi KH Miftachul Akhyar soal AKN-NU, Peter Berkowitz, hingga Dugaan TPPUĀ
5
KH Miftachul Akhyar Sampaikan Permohonan Maaf terkait Persoalan di PBNU
6
Khutbah Jumat: Rajab, Shalat, dan Kepedulian Sosial
Terkini
Lihat Semua