Ilustrasi: Umat Islam disunahkan makan lebih dulu sebelum berangkat menuju ke tempat Shalat Idul Fitri. (Foto: sasa.co.id)
Malik Ibnu Zaman
Kontributor
Jakarta, NU Online
Ada banyak sekali kesunahan dalam pelaksanaan shalat Idul Fitri, di antaranya makan sebelum shalat Idul Fitri, memakai pakaian terbaik, memakai wangian, dan lain sebagainya. Di masyarakat sering kali timbul pertanyaan berkaitan dengan alasan mengapa kita disunahkan makan sebelum shalat Idul Fitri.
Dalam tayangan Sebelum Shalat Idul Fitri, Sunnah Makan dan Minum Dulu? di Youtube NU Online, Ustadz Ahmad Muntaha menjelaskan alasan mengapa kita disunahkan makan sebelum berangkat shalat Idul Fitri.
"Mengapa kita disunahkan makan sebelum berangkat shalat Idul Fitri, tiada lain ini adalah itbaan li Rasulillahi shallallahu alaihi wasallam, mengikuti sunah Baginda Nabi Muhammad SAW," ujarnya.
Hal itu sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Buraidah, kaana nabiyyu shallallahu alaihi wasallam la yahruju yaumal fitri hatta hafana wa yauma nahri la yakula hatta yar jia fayakun min nasikatihial.
"Secara ringkas bisa kita pahami bahwa Nabi Agung Muhammad SAW, sepanjang hidupnya itu tidak pernah keluar untuk shalat Idul Fitri sehingga sarapan dulu, dan tidak akan pernah keluar untuk shalat Idul Adha kecuali beliau belum sarapan dulu. Jadi memang beda, kalau Idul Fitri sunahnya adalah makan dulu sebelum shalat, kalau Idul Adha adalah tidak makan dulu kecuali nanti setelah shalat," terangnya.
Lebih lanjut pria yang merupakan Founder Aswaja Muda tersebut menjelaskan bahwa ada beberapa argumentasi yang disampaikan oleh para ulama berkaitan dengan perbedaan tersebut yaitu kewajiban membayar zakat harus ditunaikan sebelum Shalat Idul Fitri. Demikian pula kesunahan sedekah di Idul Fitri itu juga sebelum Shalat Idul Fitri.
"Maka semua orang disunahkan untuk bersama-sama makan, sebagaimana orang fakir miskin menikmati hidangan sedekah yang diberikan kepadanya dari zakat fitrah dan lain sebagainya. Begitupun orang-orang kaya atau umat Islam pada umumnya juga disunahkan untuk membersamai mereka dalam hal menikmati hidangan yang ada di depan kita semua. Kita bersama-sama orang miskin untuk menikmati makanan yang ada pada Hari Raya Idul Fitri," jelasnya.
Sementara itu kesunahan makan diakhirkan pada shalat Idul Adha, karena sedekah dalam Hari Raya Idul Adha sunah dilaksanakan setelah shalat Idul Adha. Hal ini dibuktikan dengan penyembelihan hewan kurban tidak dilaksanakan sebelum shalat Idul Adha tetapi setelahnya.
"Begitu pula dalam Idul Adha kita disunahkan untuk membersamai makan setelah shalat Idul Adha, setelah hewan disembelih, kemudian dagingnya diberikan kepada fakir miskin. Di situlah kita disunahkan untuk membersamai mereka ketika mendapatkan bagian dari hewan kurban yang disumbangkan oleh sebagian Muslim yang berkurban," ujar Ustadz Ahmad Muntaha.
Menurut Imam As-Syafii dalam Kitab Al-Umm sunah hukumnya bagi orang yang mendatangi tempat Shalat Idul Fitri untuk makan dan minum sebelum berangkat ke tempat Shalat Idul Fitri. Bahkan menurut Imam As-Syafii jika tidak sempat makan di rumah, sunah bisa makan di jalan atau di tempat shalat jika memungkinkan.
"Tetapi kalau memang ini tidak melakukan, makan sebelum shalat Idul Fitri, baik itu di rumah, baik itu di tengah jalan, baik itu di tempat shalat. Maka sebenarnya tidak masalah, tidak berdosa, tidak makruh. Maka lebih baik kita berupaya untuk makan dulu," pungkasnya.
Kontributor: Malik Ibnu Zaman
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua