Nasional

Anak Muda NU dan Para Kiai Konsisten Dakwahkan Islam Damai

Senin, 15 Juni 2015 | 17:01 WIB

Jakarta, NU Onlline
Pemimpin Redaksi NU Online Syafik Ali'elha mengatakan, anak muda NU dan para kiai konsisten mendakwahkan Islam damai. Demikian dalam kegiatan workshop ‘Penguatan Jaringan Anti-Radikalisme di Dunia Maya untuk Ulama Muda’ di Hotel Acacia Jakarta Pusat, Senin (15/6) malam.<>

“Workshop ini dilaksanakan dengan tujuan bagaimana cara mencegah radikalisme di Indonesia. Ada beberapa kalangan Islam yang tidak sesuai dengan pandangan Islam Rahmatn lil Alamin. Setiap kita menemukan website tanpa identitas yang menebar kebencian, dan cenderung memerangi kaum-kaum lain, anak-anak muda NU secara aktif menanggapinya di website dan akun pribadi mereka,” terangnya di hadapan ratusan jurnalis dan pegiat media sosial.

Dalam kegiatan yang terselenggara atas kerja sama NU Online, PBNU, dan BNPT ini, Savic menambahkan, banyak dari anak-anak NU yang memiliki akun untuk memerangi Islam penebar kebancian. 3 hingga 4 empat tahun lalu, mereka pede sekali. Namun sekarang, anak muda NU aktif memerangi radikalismedi dunia maya. 

Mengenai kembali dibukanya situs-situs radikal dari pemblokiran, Syafik menjelaskan, bahwa hal tersebut tidak menjadi masalah. “Ini alam demokrasi, tak apa jika tidak menebar kebencian dan fitnah. Santri akan memaknai gagasan sesuai dengan ajaran para kiai,” tandas Savic.

Potensi besar bendung radikalisme

Sementara itu, Mayjen TNI Abdurrahman Kadir, Sekretaris Utama BNPT yang hadir untuk membuka kegiatan ini menyampaikan, bahwa ternyata BNPT memang tidak sendirian dalam memerangi radikalisme. 

“Membangun jaringan BNPT dengan NU sudah banyak kita lakukan kerja sama dan memperkuat jaringan  di media online. Prosentase kekuatan kita untuk membandung situs-situs radikalisme lebih besar. Dengan kerja sama ini, kami bisa lebih kuat dalam memerangi radikalisme dan terorisme,” ujar Jenderal Bintang tiga ini.

Abdurrahman menyampaikan, mayoritas masyarakat Indonesia yang beragam Islam sangat rentan dalam memunculkan paham radikalisme. Radikalisme telah berkembang dengan pesat di media online. Dia menjelaskan, konon dulu ISIS menaburkan hingga 40.000 kicauan dalam sati hari di dunia maya. 

Dengan pesan-pesan penuh kekerasan dan onten negatif, imbuhnya, negara, masyarakat sipil, dan ormas Islam moderat harus hadir agar masayarakat tidak terpengaruh.  

“Kami berharap ulama muda memberikan pencerahan di dunia maya. Kita berupaya terus memunculkan Islam damai di media online sehingga dunia maya terisi oleh pemahaman Islam damai, dan tahun ini, BNPT mencanangkan tahun damai di dunia maya,” tandasnya. 

Kegiatan ini dihadiri juga oleh Wakil Ketua Umum PBNU, Dr H As’ad Said Ali, perwakilan organisasi kepemudaan dan mahasiswa NU, banom, dan para kontributor NU Online dari berbagai daerah serta para pegiat media Islam damai. Di sesi terakhir, perwakilan dari para pegiat tersebut menandatangani komitmen bersama untuk memerangi radikalisme. (Fathoni)