Nasional

Bonus Demografi Harus Dimanfaatkan untuk Bonus Ekonomi

Jumat, 6 September 2019 | 20:00 WIB

Jakarta, NU Online
Beberapa tahun mendatang, Indonesia akan menghadapi bonus demografi, pertumbuhan penduduk dengan mayoritas berada pada usia kerja. Hal itu harus dimanfaatkan betul untuk juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa.

“Bonus demografi kalau tidak dimanfaatkan menjadi bonus ekonomi itu akan rugi kita,” kata Deputi Bidang Kelembagaan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) Luhur Pradjarto saat memberikan sambutan pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tutup Buku Tahun 2018 Induk Koperasi An-Nisa (Inkopan) Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Hotel Bintang, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Jumat (6/9).

Ia juga mengungkapkan bahwa para kaum muda yang saat ini telah mendominasi jumlah penduduk negeri ini harus dimanfaatkan betul. Artinya, usaha yang dibuat oleh kader-kader Muslimat NU harus bisa menyasar mereka.

Karenanya, dalam RAT, harus dibuat rancangan dan strategi yang akan dilakukan sebagai upaya meningkatkan pendapatan ke depan. Menurutnya, rencana kerja yang harus dilakukan tidak boleh mengawang-awang, tetapi harus jelas.

“Dalam pembuatan rencana kerjanya yang konkret, yang di realitas kehidupan. Insyaallah kalau konkret mudah dilaksanakan,” katanya.

Lebih lanjut, Luhur juga menyampaikan bahwa pengembangan koperasi itu harus ditunjang dengan pengetahuan, pusat kekuatan pengembangan format bisnisnya agar berjalan dengan usaha-usaha yang dilaksanakan anggota, grup dari para pelaku usaha mikro kecilnya, dan kaderisasi kepengurusannya mengingat pengurus dan pengawas koperasi dipilih dari dan oleh anggota.

Pada kesempatan tersebut, hadir pula Ketua Komite Pembinaan Wilayah Dewan Koperasi Indonesai (Dekopin) Dina Latifah. Ia menyampaikan dalam sambutannya bahwa RAT merupakan kewajiban koperasi. Menurutnya, hal tersebut adalah bukti tanggung jawab dan mampu menjalankan amanah dari anggota.

Dalam RAT, katanya, hal yang paling penting dilihat bukan soal besar kecilnya pendapatan, tetapi tertib administrasi. 

Dina juga menyampaikan bahwa hal yang penting adalah terus-menerusnya proses pembelajaran tentang perkoperasian kepada seluruh anggota. “Pemahaman tentang koperasi mohon untuk terus digalakkan, prinsip koperasi harus terus digaungkan,” tegasnya.

Pasalnya, dengan begitu, para anggota akan menyimpan, menjual, dan membeli berbagai produk hasil dari koperasinya mengingat semuanya juga akan kembali kepada dirinya. “Pasti koperasinya akan besar karena pasti menjual dan membelinya di koperasi. Karena mereka juga akan menyimpan uangnya di koperasi,” ujarnya.

Kegiatan ini diikuti oleh para pengurus Pusat Koperasi (Puskop) dan Primer Koperasi (Primkop) di bawah Inkopan dari berbagai daerah di Indonesia.

Pewarta : Syakir NF
Editor : Abdullah Alawi