Nasional

Bukti Ormas Islam Jadi Infrastruktur Sosial yang Kokoh dalam Pembangunan

Selasa, 15 Agustus 2023 | 23:00 WIB

Bukti Ormas Islam Jadi Infrastruktur Sosial yang Kokoh dalam Pembangunan

Dirjen Bimas Islam Kemenag Prof Kamaruddin Amin saat peluncuran Wakaf Tunai Calon pengantin di Hotel Horison Bandarlampung, Selasa (15/8/2023). (Foto: Tangkapan Layar Kemenag Lampung)

Bandarlampung, NU Online
Dirjen Bimas Islam Kemenag Prof Kamaruddin Amin mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki sejumlah keistimewaan dan kekhasan yang tidak dimiliki negara-negara lain di dunia. Ia menyebut bahwa Indonesia memiliki infrastruktur sosial yang sangat kokoh dan kuat dengan adanya ormas-ormas keagamaan dan Islam serta keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan.


“Di antara kekhasan Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara manapun di dunia ini saya kira adalah keterlibatan masyarakat dalam proses berbangsa bernegara,” ungkapnya di Hotel Horison Bandarlampung saat melakukan kunjungan ke Provinsi Lampung, Selasa (15/8/2023).


Hal ini, menurutnya, bisa terlihat dari peran masyarakat yang luar biasa dalam pendidikan dan mencerdaskan anak-anak bangsa dalam dunia pendidikan Islam. Ia menyebut 90% lebih saham masyarakat dalam berkontribusi meningkatkan kualitas pendidikan Islam di Indonesia.


Dengan keterlibatan ini, masyarakat mendukung pemerintah dalam meningkatkan literasi keagamaan umat dalam meningkatkan kualitas kehidupan beragama di Indonesia. Keterlibatan ormas dan masyarakat besar sekali sehingga negara ini tidak mudah dimasuki paham-paham keagamaan yang tidak sesuai dengan paham keagamaan mainstream.


“Jadi, kalau ada ideologi transnasional ingin masuk ke Indonesia, misalnya, tidak mudah, tidak gampang. Karena tidak hanya berhadapan dengan pemerintah, tapi juga berhadapan dengan umat, masyarakat. Berhadapan dengan NU, Muhammadiyah, dan sejumlah ormas Islam,” ungkapnya.


Ormas-ormas yang yang lahir sebelum Indonesia ini merdeka inilah yang secara fundamental berkontribusi merawat dan menjaga Indonesia. Oleh karena itu, ketika ideologi radikalisme atau ekstremisme ingin masuk ke Indonesia tidak mudah. Pertahanan dan infrastruktur sosial Indonesia sangat luar biasa.


Sementara ISIS, misalnya, mampu masuk ke negara-negara maju yang sangat rasional seperti Eropa dan Amerika dan dengan mudah bisa ditembus oleh paham-paham ekstrem radikalisme. Sementara Indonesia tidak mudah dimasuki karena harus berhadapan dengan infrastruktur sosial yang dimiliki oleh Indonesia.


Semua ini, menurut Kamaruddin, harus dirawat dan dijaga bersama agar Indonesia yang sangat besar dengan tingkat keragaman yang sangat besar, bahkan negara yang paling beragam di dunia, tetap bisa kita rawat.


“Kebersamaan dan sinergi menjadi sebuah keharusan untuk kita berkolaborasi menjaga bangsa ini untuk menjaga agama kita. Pemerintah tidak mungkin bisa melaksanakan pembangunan itu sendirian, tidak mungkin bisa menjaga dan merawat Indonesia sendirian, tapi harus bersama dengan masyarakat,” tandasnya.