Direktur PD Pontren: Total Hadiah MQKN 2,7 Miliar Rupiah
Selasa, 11 Juli 2023 | 21:30 WIB
Direktur PD Pontren Kemenag Prof Waryono saat memberikan sambutan pada Pembukaan MQKN 2023 di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur, Selasa (11/7/2023). (Foto: NU Online/Amar)
Muhammad Syakir NF
Penulis
Lamongan, NU Online
Kementerian Agama menggelar Musabaqah Qiraatil Kutub Nasional (MQKN) tahun 2023 di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur pada 10-18 Juli 2023. Dalam penyelenggaraan ini, para pemenang akan mendapatkan uang pembinaan dengan total mencapai 2,7 miliar rupiah.
“Para pemenag MQKN, yakni Juara 1,2,3 dan harapan 1,2,3 akan diberikan medali, piagam penghargaan, dan uang pembinaan dengan total mencapai 2,7 miliar rupiah,” kata Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Ditjen Pendis Kemenag Prof Waryono A Ghafur saat memberi sambutan atas nama ketua panitia pada Pembukaan MQKN pada Selasa (11/7/2023).
Waryono melaporkan bahwa MQKN tahun 2023 ini diikuti oleh 34 kafilah provinsi dan 1 kafilah tuan rumah yang terdiri dari 2195 santri, mahasantri, beserta para pembina dan pendamping yang menyertainya.
Para santri dan mahasantri itu akan mengikuti perlombaan sesuai tingkatannya, dari ula (dasar), wustha (menengah), dan ulya (tinggi) dengan bidang masing-masing. Dari fiqih, nahwu, akhlak, tauhid, hadits, tarikh, tafsir, ushul fiqih, ilmu hadits, hingga balaghah.
Tidak hanya itu, para santri itu juga akan tampil dalam perlombaan bahtsul kutub, debat qanun, hingga lalaran kiab Alfiyah dan al-Amtsilah al-Tasrifiyah dalam program ekshibisi.
Prof Waryono mengaku bersyukur Kemenag dapat kembali menggelar penyelenggaraan yang sedianya dilakukan 3 tahun sekali itu. Sebab, ajang ini terakhir kali digelar pada tahun 2017 lalu di Pesantren Raudlatul Mubtadiin Balekambang, Jepara, Jawa Tengah.
“Alhamdulillah malam hari ini kita bisa menyelenggarakan kembali Musabaqah Qiroatil Kutub sebagai bagian dari upaya menguji kemampuan para santri dan mahasantri dalam membaca, memahami, dan menerjemahkan kandungan kitab kuning yang selama ini menjadi rujukan dalam tradisi pembelajaran di pesantren,” tuturnya.
Ia berharap MQKN ini dapat terselenggara secara rutin. Tidak hanya tiga tahun sekali. Ia menaruh harapan besar bahwa kegiatan ini dapat dilaksanakan dua tahun sekali.
“Semoga MQKN bisa kita selenggarakan secara periodik menjadi agenda nasional tiga tahunan. Bahkan, jika diperlukan bisa diselenggarakan dua tahun sekali,” lanjut guru besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu.
Hal ini dilandasi pemikiran bahwa tradisi pembelajaran kitab kuning merupakan sesuatu yang genuine bagi pesantren.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua