Guru Besar PTN di Padang Bedah Buku 'Berkhidmat untuk NU di Ranah Minang'
Rabu, 27 November 2019 | 06:00 WIB
Bedah buku yang berlangsung di Aula Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatera Barat jalan Ciliwung No 10 Padang, Selasa (26/11) malam, dimoderatori dosen UIN IB Padang Aidil Aulya berlangsung meriah dan antusias peserta yang mayoritas dihadiri kader muda NU di Sumatera Barat.
Prof Asasriwarni mengatakan, bedah buku NU di Sumatera Barat ini merupakan yang pertama. Karena itu, kehadiran buku yang ditulis Armaidi Tanjung luar biasa. Buku ini membukakan mata kita tentang kehadiran dan aktivitasnya yang selama ini mungkin saja sudah dilupakan.
Menurut Asasriwarni, dengan latar belakang wartawan, penulis buku mampu menyampaikan dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. “Buku ini patut menjadi rujukan bagi mahasiswa, peneliti, pemerhati NU dan kader-kader NU di Sumatera Barat,” tutur Asasriwarni yang juga memberikan pengantar di buku ini.
Guru besar UNP Syahrial Bakhtiar menambahkan, harus diakui di kalangan akademisi tidak banyak orang di Sumatera Barat mengetahui NU Sumbar. Hal ini tentu disebabkan tidak adanya literatur ke-NU-an yang ditulis, baik dari kalangan NU sendiri maupun di luar NU Sumatera Barat.
“Apa yang ditulis dalam buku ini, terlihat apa adanya. Dengan latar belakang wartawan, sang penulis memang menyajikan apa adanya. Apalagi si penulis, juga termasuk pelaku di dalamnya. Tanpa buku, akan membuat orang dari nol kembali dalam menata organisasi. Jangan buat orang lain mulai dari nol. Kehadiran buku ini menghindari orang lain mulai dari nol tersebut,” imbuh Syahrial Bakhtiar yang pernah aktif di Gerakan Pemuda Ansor Sumatera Barat di era 1980-an.
Dosen Universitas Andalas Hary Effendi Iskandar menyebutkan, buku ini menjawab banyak hal terkait NU di Sumatera Barat pada rentang 1994-2014. Banyak informasi simpang siur, ternyata buku ini mampu menjawabnya. Apalagi di antara pelaku di dalam buku ini masih hidup saat ini.
Dikatakan Hary, yang saya salut kepada penulisnya adalah dari latar belakang pendidikannya. S1-nya program studi kesejahteraan sosial STISIP YPKM Padang, S2-nya Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) IAIN IB Padang. Tapi mampu menulis buku sejarah seperti ini. Saya sendiri hingga kini masih belum mampu menulisnya.
Moderator Aidil Aulya menyimpulkan, bedah buku ini ternyata menjadi silaturrahmi pikiran kalangan tokoh NU dan kader-kader muda NU di Sumatera Barat. Sebuah buku sejarah memiliki dimensi masa lalu, dimensi masa sekarang dan dimensi masa akan datang.
Penulis buku Armaidi Tanjung mengatakan, ide penulisan buku karena seringnya mahasiswa yang datang mencari literatur ke-NU-an berskala Sumbar untuk menulis skripsi maupun tesis. Apalagi kader-kader muda NU yang ingin meneliti untuk kepentingan akademis.
Tak kalah pentingnya, buku diharapkan menjadi catatan sejarah NU Sumbar sejak saya mengenal NU di Sumbar hingga 2014. Silakan penulis berikutnya melanjutkan, maupun menulisnya dari sisi berbeda,” kata Armaidi yang juga kontributor NU Online dan penulis buku 'Pariaman Dulu, Kini dan Masa Depan ini'.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua