Nasional

Guru Honorer di Pandeglang Tinggal di WC, Ini Tanggapan Pergunu

Selasa, 16 Juli 2019 | 07:00 WIB

Guru Honorer di Pandeglang Tinggal di WC, Ini Tanggapan Pergunu

Ning Suryani tinggal di WC (via Hipwee)

Jakarta, NU Online
Kisah seorang guru di SDN Karyabuana 3 Cibaliung, Kabupaten Pandeglang, Banten, Nining Suryani (44), yang terpaksa harus tinggal di WC sekolah lantaran tidak punya rumah tengah menjadi perhatian publik. Sebagai guru, Nining hanya menerima gaji 350 ribu per bulan.

Merespons hal itu, Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) mendorong pemerintah agar segera menyelesaikan persoalan yang tengah melanda Nining. Menurutnya, pemerintah tidak boleh abai terhadap kesejahteraan guru.

 “Pemerintah setempat harus bertanggung jawab dan segera menuntaskan permasalahan guru itu,” kata Wakil Ketua PP Pergunu Aris Adi Leksono, Selasa (16/7) melalui sambungan telepon.

Berkaca dari kasus Nining dan guru-guru lain yang kesejahteraanya belum kunjung meningkat, ia mendorong semua pemerintah daerah agar membuat regulasi yang pasti dalam memberikan tunjangan untuk guru honorer dengan besaran nominal setra Upah Minimun Provinsi (UMP)‎.

“Pemberlakuan UMP misalnya tidak hanya kepada pekerja, tetapi juga kepada guru,” ucapnya.

Selain itu, pihaknya juga mendorong pemerintah pusat agar tidak lagi membuat dikotomi dalam pemberian insentif kepada guru. Menurutnya, selama ini insentif guru yang berada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan lebih besar daripada guru yang berada di bawah binaan Kementerian Agama.

Menurutnya, PP Pergunu sendiri sudah berkoordinasi dengan PW Pergunu Banten untuk menelusuri kehidupan Nining dan keluarganya sehingga dapat mengetahui secara nyata tentang kondisi perekonomiannya. Pihaknya juga akan mengecek kebijakan pemerintah daerah terkait penggajian guru honorer.

“Pergunu pusat sudah koordinasi dengan Pergunu Banten untuk menelusuri, apakah gaji perbulannya segitu (350 ribu). Sebagai organisasi profesi guru, Pergunu harus mengadvokasi dalam bentuk advokasi kebijakan,” ucapnya.

Sebagaimana diketahui, Nining sudah 15 tahun mengajar di SDN Karyabuana 3, Kecamatan Cigeulis, dan selama dua tahun terakhir, Nining dan keluarganya tinggal di WC sekolah tempatnya mengabdi. Suaminya hanya menjadi pekerja serabutan.

Nining dan keluarga tinggal di WC sekolah tempatnya mengabdi bermula saat rumahnya roboh karena lapuk. Lantaran tidak ada pilihan lain, dia meminta izin pihak sekolah menggunakan WC sekolah untuk tinggal sementara. 

Menurut Nining, awalnya pihak sekolah sempat melarang, tetapi akhirnya mengizinkan lantaran tidak ada lagi tempat tinggal untuk diri dan keluarganya Nining dan keluarga tinggal. (Husni Sahal/Fathoni)