Gus Yahya Dorong Pengembangan Gerakan Pramuka Ma'arif NU di Pesantren
Senin, 4 Maret 2024 | 18:00 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menekankan pentingnya perluasan fungsi Satuan Komunitas (Sako) Pramuka Ma'arif NU yang tidak hanya menjangkau lingkungan sekolah dan Madrasah Ma'arif, tetapi juga di pondok pesantren.
"Saya sendiri, sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, berharap bahwa kepramukaan ini tidak hanya dikembangkan di lingkungan sekolah dan madrasah Ma'arif saja, tetapi juga didorong untuk juga berkembang di lingkungan pondok-pondok pesantren," ujar dia dalam sambutan Pengukuhan Pimpinan Satuan Komunitas Pramuka Ma'arif NU 2023-2028 di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Senin (4/3/2024).
Kiai yang kerap disapa Gus Yahya itu menilai bahwa Ma'arif NU memiliki konstituen yang luas dengan lebih dari 26 ribu sekolah dan madrasah di bawah naungan Ma'arif NU.
"Kita punya constituency yang cukup luas. Ma'arif ini memiliki tidak kurang dari 26.000 sekolah dan madrasah di lingkungannya dengan jumlah murid yang pasti juga sangat signifikan. Sementara, madrasah dan sekolah di lingkungan Ma'arif itu juga sebagian besar ada di lingkungan pondok-pondok pesantren di berbagai daerah yang jumlahnya juga luar biasa banyak," jabar Gus Yahya.
Gus Yahya meyakini keberadaan pramuka yang berkembang di lingkungan pesantren, di mana Nahdlatul Ulama memiliki lebih dari 30.000 pondok pesantren, akan memberikan kontribusi besar dalam pembentukan karakter dan kepemimpinan generasi muda Indonesia.
"Apabila gerakan Pramuka di Nahdlatul Ulama ini berhasil sungguh-sungguh tumbuh dan hidup dengan kuat, maka Nahdlatul Ulama akan menemukan landasan yang lebih kuat juga dalam implementasi agenda-agenda pengabdian untuk masyarakat, bangsa, dan negara serta untuk kemanusiaan universal," tutur dia.
Menurutnya, bangsa ini membutuhkan lebih banyak lagi peran aktif gerakan pramuka di tengah-tengah masyarakat, karena semua masalah apapun yang ada dihadapi oleh bangsa berakar dari manusia.
"Kalau kita mampu mendidik manusia-manusia Indonesia ini dengan karakter yang memadai untuk memperjuangkan kemuliaan, kedigdayaan, dan keluhuran bangsa dan negara ini, maka kita membutuhkan manusia manusia Pramuka sebagai kader-kader bangsa," tutur Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.
Gus Yahya menegaskan bahwa Pramuka sebagai gerakan kepanduan terbukti membentuk karakter, kepemimpinan, dan rasa tanggung jawab, menjadi aset penting dalam pembangunan bangsa. Dengan demikian, pengembangan Pramuka di lingkungan pesantren diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mencetak kader-kader bangsa yang berkualitas.
"Maka, saya berharap bahwa satuan komunitas pramuka ini akan menandai satu gerak yang lebih strategis, lebih jelas decisive, jelas langkahnya," ungkap Gus Yahya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua