Nasional

Hadiri P20 di Brasil, Ketua DPR RI Singgung Ketegangan Geopolitik hingga Krisis Iklim Semakin Meningkat

Jumat, 8 November 2024 | 19:00 WIB

Hadiri P20 di Brasil, Ketua DPR RI Singgung Ketegangan Geopolitik hingga Krisis Iklim Semakin Meningkat

Puan Maharani saat tiba di Brazil untuk menghadiri P20. (Foto: Instagram Puan Maharani)

Jakarta, NU Online

Ketua DPR RI Puan Maharani menyinggung adanya ketegangan geopolitik, kelaparan, kesenjangan, dan krisis iklim yang kian hari semakin meningkat. Hal itu dikatakannya saat acara G20 Parliamentary Speaker's Summit (P20) ke-10 di Brasil dalam sesi tema Peran Parlemen Dalam Mempromosikan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), pada Kamis (7/11/2024) siang.


"Banyak negara berkembang menderita karena beban utang yang sangat besar. Komitmen untuk mencapai seluruh agenda pembangunan pada tahun 2030 telah dirusak oleh berbagai kejadian yang tidak menguntungkan," kata Puan melalui keterangan resminya, Jumat (8/11/2024).


Terkait ketegangan geopolitik sehingga memicu peperangan, secara khusus Puan juga menyoroti perang di Ukraina, krisis politik di Myanmar, serta bombardir dan serangan Israel yang tiada henti di Gaza, yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dari kalangan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak. Secara sadar, Puan menilai masyarakat dunia sangat lamban mengatasi ketegangan geopolitik dan peperangan itu.


Menurutnya, kemunduran yang mengancam pencapaian SDGs ini harus diatasi sekarang dengan cara kolektif. Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 menuntut partisipasi penuh parlemen untuk menjadi agen perubahan untuk mencapai semua tujuan.


"Parlemen harus menggunakan kewenangannya secara efektif untuk mengadopsi undang-undang yang relevan yang menjunjung tiga pilar pembangunan berkelanjutan, yaitu keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan," katanya.


Selain itu, Puan menjelaskan bahwa parlemen juga harus merumuskan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang mampu menghasilkan pertumbuhan tinggi dan sekaligus tidak menambah kesenjangan.


"Indonesia berkomitmen untuk mencapai SDGs tepat waktu. SDGs sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045 menjadi negara yang berdaulat, maju, adil, dan makmur pada tahun 2045," ucapnya.


Namun, Puan menyampaikan bahwa usaha di tingkat nasional saja tidak akan cukup, karena tindakan global sangat diperlukan. Oleh karena itu, diplomasi parlemen seperti P20 dianggap memiliki peran krusial dalam mendorong kerja sama internasional untuk mengatasi berbagai masalah besar di abad ke-21.


"Parlemen negara-negara anggota G20 perlu berkontribusi dalam membangun tiga pendorong pembangunan yaitu keuangan, iklim, dan perdamaian. Mereka menjadi penggerak untuk mencapai kemajuan dalam implementasi SDGs," terangnya.