Nasional

Hamdi Muluk: Jangan Menyeret Agama dalam Kepentingan Politik

Jumat, 19 Oktober 2018 | 10:40 WIB

Jakarta, NU Online
Guru Besar Psikologi Politik dari Universitas Indonesia, Prof Hamdi Muluk mengatakan bahwa polisasi agama merupakan hal yang berbahaya. Bahkan dalam sejarah konflik besar di dunia, konflik yang membawa-bawa identitas agama akan kerap menjadi konflik dengan jumkah korban yang besar.
 
Mencampuradukkan identitas agama dan suku ke dalam ranah politik, sama dengan memancing di air keruh yang berpotensi menimbulkan konflik dan kerusuhan dalam skala yang lebih besar. 
 
“Politik yang menyeret agama dan suku itu sungguh sangat berbahaya. Oleh karena itu politik yang bermartabat yang tidak akan membawa dua label itu. Sebab konflik sosial itu umunya merupakan pertentangan antara kelompok-kelompok sosial dengan identitas seperti agama dan suku yang,” kata Prof Hamdi Muluk di Jakarta, Jumat (19/10).

Namun demikian, penerapan nilai luhur dalam agama seperti penghormatan pada sesama manusia, larangan melakukan perbuatan jahat pada kelompok lain, dapat diaplikasikan ke dalam niali-nilai yang diperjuangkan oleh kepentingan politik.

Yang menjadi masalah adalah, apabila partai politik mulai menggunakan agama sebagai pembenaran gagasannya dan menyalahkan orang lain yang tak mendukungnya sebagai penentangan terhadap nilai-nilai agama.

“Tentunya ada masalah ketika menggunakan identitas agama sebagai ‘stempel’ yang sakral dan tidak boleh dikritik,” ujarnya. Keadaan akan semakin keruh apabila kelompok yang melontarkan kritik berasal dari kelompok agama lain.

Untuk menghidari hal seperti itu, Hamdi Muluk mengatakan bahwa salah satu cara yang bisa ditempuh adalah memberikan pendidikan yang lebih terbuka kepada masyarakat luas. Di samping itu perjumpaan antar kelompok agama juga perlu ditingkatkan untuk menjaga intensitas pertemuan dari berbagai kelompok masyarakat.

Pertemuan antara kelompok agama melalui dialog dan kebersamaan lain dapat membangun jaringan yang kuat yang kelak tidak mudah dirusak oleh politisasi agama. (Ahmad Rozali)